Ahad 28 Aug 2016 04:12 WIB

Cerita di Balik Bus Arak-arakan Atlet Peraih Medali Olimpiade

Red: M Akbar
  Pebulu tangkis ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Brasil, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir bersama sejumlah atlet dan offsial berada diatas bus tingkat terbuka Bandros menuju Istana Negara di Bundaran HI Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pebulu tangkis ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Brasil, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir bersama sejumlah atlet dan offsial berada diatas bus tingkat terbuka Bandros menuju Istana Negara di Bundaran HI Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana untuk mengarak atlet peraih medali Olimpiade dengan bus Bandros pada pertengahan pekan ini ternyata muncul secara spontan. Persiapan untuk mewujudkan mengarak Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni itu ternyata tak sampai 24 jam.

''Saya saat itu menyodorkan kepada menteri supaya melakukan arak-arakan dan konvoi. Ternyata menteri setuju dan meminta bus terbuka dan kita pilih bus Bandros,'' cerita Simon Jonatan, salah satu penggagas dari pihak PT Bintang Toedjoe.

Simon menceritakan ketika ide disetujui maka pihaknya langsung membawa bus yang tidak terpakai di Bandung untuk segera dihadirkan ke Jakarta. Ia mengatakan bus Bandros itu dulunya pernah dipakai sebagai arak-arakan bagi skuat Persib saat menjadi juara kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2014.

''Nah yang membuat kami sangat tegang karena persiapan itu kurang dari 12 jam. Bus itu harus kami perbaiki dan dihias sementara posisi bus itu ada di Bandung. Tapi kami senang ternyata bus itu akhirnya bisa dipakai untuk arak-arakan,'' katanya.

Simon juga mengatakan melalui dukungan dari pihak Kemenpora, Kepolisian serta Pemerintah Kota Bandung akhirnya bus yang semula berwarna biru muda itu berhasil disulap dengan kombinasi warna merah putih. Selain itu, kata dia, semua simbol negara juga disematkan dalam setiap sisi bus.

''Persiapannya mirip seperti cerita Roro Jonggrang dan Bandung Banduwoso. Waktunya sedikit, tapi kami percaya bahwa tidak ada hal yang tidak bisa buat para atlet kita. Mereka itu para pahlawan yang sudah mengharumkan nama bangsa di Olimpiade,'' ujarnya.

Meski ide arak-arakan dengan bus Bandros berhasil diwujudkan namun Simon tak ingin terlalu besar kepala. Pihaknya justru berharap bisa terus membantu para atlet Indonesia untuk menorehkan prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

''Kita hanya ingin supaya semua atlet di semua cabang olahraga bisa berprestasi. Seperti bus ini, kami jelas bangga, walaupun kami tidak ikut di atas ataupun menjadi supirnya," kata Simon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement