REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon ketua umum PSSI Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi konsisten maju dalam bursa pemilihan. Militer aktif bintang tiga tersebut tak terpengaruh dengan rivalitas pencalonan tokoh lainnya dalam kongres pemilihan PSSI pada 17 Oktober.
Edy menegaskan, bahkan ia siap saja bertarung dengan bakal calon lainnya, yaitu Jenderal Purnawirawan Moeldoko dalam bursa pencalonan orang nomor satu di PSSI.
"Beliau (Moeldoko) berhak maju. Beliau mantan komandan saya. Beliau berkampanye, saya juga kampanye," ujar Edy di Markas Kostrad, Jakarta, Selasa (30/8).
Akan tetapi, dikatakan Edy, rivalitasnya dengan Moeldoko bukan persoalan. "Ini di luar ketentaraan. Saya tidak akan melibatkan institusi (militer)," kata dia.
Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI akan digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Proses pendaftaran para bakal calon ketua umum federasi nasional itu sudah dimulai sejak 22 September lalu dan akan selesai 5 September mendatang.
Sampai hari ini, Komite Pemilihan (KP) PSSI baru menerima dua bakal calon yang diajukan sejumlah pemilik suara dalam kongres mendatang. Tercatat ada 107 pemilik suara dari 750-an anggota sah federai nasional.
Dua nama bakal calon yang diusung, yaitu Edy dan Moeldoko. Selain itu, ada Direktur PT GTS Djoko Driyono dan CEO Arema Cronus Iwan Budianto yang dicalonkan sejumlah pemilik suara untuk posisi wakil ketua umum.
Sementara itu, satu nama lain yang beredar bakal maju sebagai calon ketua umum, yaitu mantan manajer PSM Makassar, Erwin Aksa. Nama pengusaha muda tersebut dicalonkan PSM Makassar. Akan tetapi, Manajer PSM Sumirlan mengatakan, belum ada keputusan dari Erwin hadir di bursa pencalonan.
"Kami dan pemilik suara lainnya, masih mengharapkan beliau maju sebagai calon," kata dia.