Selasa 06 Sep 2016 15:11 WIB

Kemenpora Ultimatum PT GTS Terkait Dugaan Pemain Ilegal

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan keterangan pers terkait pencabutan Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI di Jakarta, Rabu (11/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan keterangan pers terkait pencabutan Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI di Jakarta, Rabu (11/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengultimatum keras PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku penyelenggara Indonesia Soccer Champions (ISC) 2016. Peringatan berbentuk surat tersebut merespons soal dugaan pemain dan pelatih asing yang tidak mengikuti aturan imigrasi dan ketenagakerjaan alias ilegal selama paruh pertama ISC.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menegaskan, bentuk sanksi tersebut yaitu berupa larangan bagi pemain asing yang diduga punya status ilegal agar tak lagi turun lapangan pada sisa musim ISC.  

"Kami mengingatkan kepada saudara (Direktur PT GTS, Joko Driyono) untuk secepatnya melakukan penertiban dan penyelesaian pengurusan visa yang dimaksud," demikian isi surat ultimatum tersebut, Senin (6/9).

Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto menerangkan, peringatan tersebut merupakan ultimatum pertama. Kata dia, bakal ada ultimatum selanjutnya jika peringatan kali ini tak direspons PT GTS. Kemenpora memberikan waktu selama tujuh hari sejak peringatan tersebut dibuat, agar PT GTS memberikan jaminan penyelesaian hukum dan izin tinggal para pemain dan pelatih asing ilegal.

Gatot pun mengatakan, peringatan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah soal penyelenggaraan ISC 2016. Kata dia, gelaran tersebut terikat dengan pemerintah sebagai pemberi lisensi dan izin penyelenggaraan kompetisi sementara. Akan tetapi, pemberian izin gelaran tersebut, tak direspons PT GTS dengan melangsungkan kompetisi yang tanpa melawan hukum.

Menurut dia, dugaan pemain dan pelatih asing ilegal di ISC melanggar niat pemerintah dalam pembenahan dan reformasi sepak bola Tanah Air. Dugaan pemain dan pelatih asing ilegal tersebut melanggar UU 6/2011 tentang Keimigrasian dan juga Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenakertrans) 12/2013 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

"Selama masalah ini belum selesai, maka pemain atau pelatih (asing yang diduga ilegal) tersebut, dilarang bermain," sambung surat bernomor S.2777/Menpora/DIV/IX/2016 tersebut.

Pekan lalu, Kamis (1/9) Menpora Imam Nahrawi menerima laporan dari lembaga masyarakat pemerhati sepak bola, Save Our Soccer (SOS). Laporan itu mengatakan adanya sekitar 80-an pemain dan pelatih asing di sejumlah klub peserta ISC 2016 yang diduga ilegal.

Kordinator SOS Akmal Marhali mengungkapkan, ada sebanyak 64 pemain dan 16 pelatih asing yang melanggar ketentuan tinggal di Indonesia. Para pemain dan pelatih itu termasuk pekerja asing, namun cuma bermodal visa on arrival atau visa turis selama gelaran ISC.

Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS, Ratu Tisha Destria, pekan lalu menyampaikan, persoalan izin tinggal pemain dan pelatih asing tersebut, akan diproses paling lama pekan ini. Proses pengurusan Kitas (Kartu Izin Tinggal Terbatas) para pemain dan pelatih asing tersebut, kata dia, bakal dirampungkan klub-klub peserta ISC selambat pada 8 September.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement