Selasa 04 Oct 2016 19:50 WIB

Debat Calon PSSI 1: Moeldoko Fokus Profesionalisme, Prestasi, dan Kesejahteraan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Moeldoko
Foto: REPUBLIKAFOTO/Bambang Noroyono
Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembinaan usia dini pesepak bola, menjadi salah satu prioritas utama para calon ketua umum PSSI. Selain itu peningkatan prestasi dan pembenahan organisasi sepak bola nasional juga menjadi isu utama yang harus dikerjakan para calon jika berhasil terpilih sebagai PSSI 1.

Hal tersebut diungkapkan salah satu calon ketua umum PSSI, Moeldoko saat debat terbuka para kandidat PSSI 1 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (4/10). Mantan Panglima TNI tersebut menyoroti tiga hal utama yang harus dia kerjakan jika terpilih sebagai ketua umum PSSI. 

Pertama, kata dia, menyangkut pembenahan PSSI sebagai badan induk sepak bola nasional yang profesional dan modern. Kedua, pentingnya meningkatkan prestasi sepak bola nasional dengan menjamin adanya regenerasi di semua jenjang kompetisi. Dan terakhir, menurut dia, perlunya memberikan jaminan tentang kesejahteraan dari para pesepakbola nasional.

"Kalau saya disuruh memilih apakah prestasi atau kesejahteraan yang diutamakan. Saya pikir, adalah prestasi. Karena dengan prestasi, kesejahteraan otomatis menyusul," ujar dia.

Moeldoko juga menitikberatkan pada persoalan pembinaan pesepakbola sejak usia belia. Yaitu, dengan menghidupkan kembali kompetisi di semua level kategori usia sampai dengan tim nasional.

"Hidup dan matinya sepak bola itu ada di kompetisi. Kompetisi adalah jantungnya. Jika jantungnya bermasalah, semua juga bermasalah," ujar dia.

Debat terbuka para calon kali ini menjadi sejarah baru dalam regenerasi kepengurusan badan induk sepak bola nasional. Karena, baru kali ini mimbar bebas para calon ketua umum digelar untuk menguji kompetensi para calon pemimpin sepak bola nasional. Kegiatan ini diinisiasi oleh PSSI Pers, kelompok wartawan peliput sepak bola nasional.

 

Debat kali ini memang tak menghadirkan sembilan calon yang berhasil lolos verifikasi. Tiga di antaranya, Erwin Aksa, Eddy Rahmayadi, dan Benhard Limbong memilih absen. Hanya enam kandidat yang ambil bagian, yaitu Moeldoko, Eddy Rumpoko, Tonny Apriliani, Sarman El Hakim, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Djohar Arifin Husin.

Debat terbuka para kandidat juga menghadirkan tiga panelis yang terdiri dari para wartawan senior yaitu, Anton Sanjoyo, dan Soemohadi Marsis, serta pemerhati olahraga Fritz Simanjuntak. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement