REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Konstelasi politik di Kongres Tahunan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) bisa berubah saat kongres berlangsung besok. Ketua Harian Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur (Jatim) Wardy Azhari Siagian mengatakan, meski kelompok mayoritas pemilik suara telah memiliki calon ketua umum terkuat, komunikasi dan mekanisme pemilihan bisa menghasilkan kepengurusan yang tak terduga.
Wardy mengatakan, saat ini Kelompok 85 (K-85) yang solid di 90-an dari 107 pemilik suara, memang berada di kubu calon ketua umum, Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi. “Keputusan Komite Eksekutif (Exco) Asprov Jatim memang sudah memutuskan mendukung Edy,” ujar Wardy saat dihubungi, Rabu (9/11).
Wardy mengungkapkan, ada sekitar 13 pemilik suara dari Asprov Jatim pada kongres besok. Mereka terdiri dari klub-klub di Liga Super Indonesia (ISL) dan Divisi Utama maupun Liga Nusantara, serta asosiasi. Dari jumlah pemilik suara tersebut, kata Wardy, ikut dalam aklamasi pencalonan Edy bersama K-85. "Tapi nggak jaminan semua nantinya memilih Edy," ujar Wardy.
Wardy mengakui, munculnya nama mantan Panglima TNI Jenderal (purnawirawan), Moeldoko yang ikut dalam bursa pencalonan ketua umum PSSI menjadi pemecah suara suara Asprov Jatim. “Ada mereka yang masih gabung di K-85, terutama klub-klub, tapi sebetulnya ada yang nyeberang ke calon lainnya. Pak Moeldoko salah satu yang terkuat," sambung Wardy.