Kamis 10 Nov 2016 13:19 WIB

Djohar Arifin Diusir dari Lokasi Kongres PSSI

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Mantan ketua umum PSSI, Djohar Arifin Husin.
Mantan ketua umum PSSI, Djohar Arifin Husin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kongres Tahunan PSSI 2016, mendiskualifikasi calon ketua umum Djohar Arifin Husin dari kepesertaannya sebagai salah satu kandidat. Pencoretan kepesertaan mantan ketua umum federasi nasional itu di bursa pencalonan, dampak dari keputusan forum kongres yang tak setuju dengan dua dari 19 agenda dalam kongres pemilihan tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan selaku pemimpin forum kongres, menyampaikan, konsekuensi dari penolakan mayoritas suara atas agenda ketujuh dan kedelapan, berdampak pada pengusiran enam nama. Selain Djohar, ada lima nama lainnya yang terpaksa diminta meninggalkan lokasi kongres lantaran statusnya sebagai penerima sanksi.

Selain Djohar, yaitu Sihar Sitorus dan Bob Hippy yang keduanya merupakan calon anggota Komite Eksekutif (Exco). Nama lainnya yang dikeluarkan, Tuty Dau, dan Farid Rahman serta Widodo Santoso. “Dengan penolakan agenda ketujuh, maka konsekuensinya menjadi tidak berhak bagi yang masih dalam masa terhukum sanksi (administratif dari PSSI) berada dalam lokasi kongres ini," demikian keputusan forum kongres, Kamis (10/10).

Keputusan forum kongres, sebetulnya berawal dari rapat persetujuan tentang 19 mata agenda Kongres Tahunan PSSI kali ini. Dari jumlah mata agenda, ada dua yang tak mendapatkan persetujuan forum kongres untuk dibahas saat gelaran kali ini. Yaitu, agenda ketujuh yang merupakan pembahasan tentang penghapusan pengenaan sanksi kepada perorangan dan klub.

Dari 107 pemilik suara dalam kongres kali ini, 84 di antaranya tak setuju agenda ketujuh itu dibahas. Desakan suara mayoritas, mendesak Exco PSSI selaku pemimpin forum kongres, setuju mencoret agenda tersebut.

Dampaknya, nama-nama yang selama ini masih terkena sanksi administratif dari federasi nasional, dinyatakan belum dibebaskan dari hukuman dan dinyatakan tak berhak berada dalam lokasi kongres. Adapun klub anggota yang terdampak dari pembatalan pembahasan agenda ketujuh tersebut, yaitu Persema Malang dan Persebo Bondowoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement