Status Persebaya Belum Dipulihkan, Bonek Sambangi Kongres PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suporter Persebaya, Bonek memaksa masuk ke area kongres PSSI. Mereka tidak puas dengan agenda kongres karena tidak memasukan pemutihan Persebaya ke dalam agenda pembahasan.

"Sebenarnya kami sudah menahan diri tidak ke sini karena kan sudah ada janji dari pemerintah, bertemu Pak Gatot (Dewa Broto) Kemenpora, PSSI, Sekjen PSSI ada komitmen dan janji untuk memenuhi hak klub," kata juru bicara Bonek Andi Peci, di Hotel Mercure, Rabu (11/10).

Pada 3 Agustus pun, kata Andi, Menpora menyatakan hal yang sama. Tapi, nyatanya komitmen dan janji tersebut tidak terpenuhi dalam kongres ini. Karena itu, mereka datang ke lokasi kongres di Ancol, Jakarta Utara untuk memastikan komitmen dan janji tersebut dipenuhi.

Andi mengatakan jika janji-janji tersebut terus diabaikan, akan memunculkan konflik sosial di Jawa Timur. Andi tidak menjelaskan konflik sosial seperti apa yang terjadi.

"Upaya yang kami lakukan sudah cukup maksimal, kami berharap Presiden tahu persoalan riil, persoalan sepak bola yang carut marut karena perkara Persebaya ini belum selesai sampai sekarang," katanya.

Andi mengatakan ketika hari ini persoalan Persebaya tidak selesai di kongres, berarti persoalan sepak bola di Indonesia belum selesai. Hari ini bertepatan 10 November 2016 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan, kata Andi, Bonek di Surabaya akan melakukan perlawanan.

"Harus diselesaikan dalam kongres ini karena itu sudah jadi komitmen PSSI dan pemerintah pada tanggal 3 Agustus kemarin, dan kemarin kami ketemuan dengan pemerintah," katanya.

Sekitar 10 orang mewakili Bonek meminta pertanggungjawaban di kongress PSSI. Mereka sempat ditemui anggota Exco PSSI Tonny Aprilani yang menjelaskan kronologi belum dipulihkannya Persebaya.

"Tadi diagendakan di agenda tujuh ada interupsi dari dua anggota dengan alasan perlu pengkajian lebih dalam," jelas Tonny.