REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko mengaku tak kecewa belum dipercaya sebagai ketua umum PSSI. Saat Kongres Pemilihan PSSI 2016, purnawirawan bintang empat itu kalah telak dari juniornya, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi dalam pemilihan ketua umum federasi nasional, Kamis (10/11).
Moeldoko mengatakan, terpilihnya Edy sebagai ketua umum PSSI, diharapkan dia bisa tetap menjaga harapan masyarakat Indonesia tentang kebangkitan sepak bola nasional dan perbaikan tata kelola sepak bola Tanah Air. "Semoga ke depannya, ada perubahan yang jauh lebih baik di PSSI dan sepak bola Indonesia," ujar dia, usai pemilihan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.
Dia pun mengaku, gelaran Kongres PSSI terbukti menampakkan cara berdemokrasi yang baik dan matang. Meskipun ia kandas di bursa pemilihan, tapi Moeldoko menilai, gelaran kongres tak membikin kecewa.
"Sudah bagus hasil kongres hari ini," ujar dia.
Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi memenangkan pemilihan ketua umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI). Pemungutan suara usai pemilihan, jenderal aktif bintang tiga tersebut dipilih 76 dari 107 pemilik suara sah dalam Kongres Tahunan PSSI 2016, Kamis (10/11).
Edy mengalahkan lima kandidat ketua umum lainnya. Pesaing terberatnya, mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko, harus puas dengan cuma meraih 23 suara. Sementara calon ketua umum lainnya, Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko cuma meraih satu suara.
Tiga calon lainnya, yakni Brigjen Benhard Limbong dan Sraman el Hakim serta Kurniawan Dwi Yulianto, sama sekali tak ada yang memilih. Sementara sisa tujuh surat suara, dinyatakan Ketua Pemilihan PSSI, Agum Gumelar, dinyatakan tak sah. Dengan terpilihnya Edy oleh suara mayoritas, mantan Pangdam Bukit Barisan tersebut, resmi memimpin PSSI masa periode 2016-2020.