Kamis 24 Nov 2016 15:07 WIB

Demi Rohingya, Timnas Malaysia Berniat Mundur dari Piala AFF

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Pesepakbola timnas Malaysia Mohd Amri Yahya (kanan) melewati pesepakbola Vietnam Luong Xuan Truong (kiri) dalam pertandingan piala AFF grup B di Yangon, Myanmar.
Foto: EPA/NYEIN CHAN NAING
Pesepakbola timnas Malaysia Mohd Amri Yahya (kanan) melewati pesepakbola Vietnam Luong Xuan Truong (kiri) dalam pertandingan piala AFF grup B di Yangon, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Dukungan terhadap Muslim Rohingya terus mengalir. Salah satunya, Malaysia sedang mempertimbangkan menarik diri dari turnamen sepak bola di mana Myanmar menjadi tuan rumahnya. Sikap Malaysia ini sebagai bentuk protes kekerasan terhadap Muslim Rohingya. Itu berarti, mereka tengah mempertaruhkan larangan global yang mungkin dijatuhkan FIFA.

Penarikan diri Malaysia dari ASEAN Football Federation (AFF) Suzuki Cup, akan bertentangan dengan kebijakan noninterfensi 10 anggota negara-negara ASEAN. Hal itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, yang sudah mengangkat isu ini sejak pekan lalu.

Namun, dia menekankan, keputusan baru akan dibuat dari pertemuan kabinet yang diselenggarakan Jumat (25/11) besok. Jamaluddin menegaskan, keputusan ini didasarkan atas laporan terbaru dari Rakhine, yang menunjukkan bukti serangan dan benar-benar berbau genosida kepada warga Rohingya.

"Tapi, apa pun yang mereka putuskan, kita tetap harus bersuara," kata Jamaluddin seperti dilansir Arab News, Kamis (24/11).

Dari lanjutan Piala AFF, timnas sepak bola Malaysia sendiri memang baru saja menelan kekalahan dari Vietnam 1-0, tetapi masih bisa melaju ke semifinal. Mereka baru akan menghadapi Myanmar pada Sabtu (26/11), dan akan menjadi pertandingan terakhir mereka di fase grup.

Sementara, tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine telah memaksa ratusan Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Kondisi ini menjadi ironi tersendiri bagi peraih Nobel Perdamaian Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang tahun lalu memberi janji-janji rekonsiliasi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement