Rabu 30 Nov 2016 14:50 WIB

'Chapecoense Adalah Kebahagiaan Terbesar Kami'

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Damanhuri Zuhri
Lilin-lilin tanda berduka untuk 'tragedi Chapecoense' di stadion Nemesio Camacho di Bogota, Kolombia, Selasa (29/11).
Foto: EPA/Leonardo Munoz
Lilin-lilin tanda berduka untuk 'tragedi Chapecoense' di stadion Nemesio Camacho di Bogota, Kolombia, Selasa (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDELLIN -- Insiden kecelakaan pesawat maut yang hanya menyisakan lima orang selamat dari 76 penumpang (sebelumnya dikabarkan 81, namun otoritas bandara menyebut lima penumpang sebelumnya batal naik), Selasa (29/11) lalu ini telah mengubur impian Chapecoense. Mimpi, dongeng atau apapun itu yang tengah disulam tim asal Brasil, Chapecoense, akhirnya kandas untuk menjadi kenyataan.

Wakil Presiden Chapecoense, Ivan Tozzo, pun amat terpukul dengan kejadian ini. Dia mengungkapakan, kini kesedihan menyelimuti seantero kota Chapeco.

"Chapecoense adalah kebahagiaan terbesar kami selama ini. Sungguh semua sedang bersedih," ungkap Ivan Tozzo dikutip dari AS, Rabu (30/1).

Andai tak terjadi apa-apa, mereka berkesempatan besar meraih mimpi sebagai juara Copa Sudamericana yang final leg pertamanya akan berlangsung di markas lawan, Atletico Nacional di Medellin, Kolombia, Kamis (1/12) WIB.

Anggota Chapecoense yang tak ikut berangkat seperti pelatih kiper, Marcelo De Quadros Kunst dan penyerang Alejandro Martinuccio menyebut keluarga korban menunggu dengan was-was kabar tentang tim.

"Kami mohon doa dari penduduk dunia. Di sini keluarga menanti sambil memegangi sepatu bola milik rekan-rekan kami," kata Kunst.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement