REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI kembali akan memutar kompetisi resmi sepak bola nasional pada Maret atau April 2017. Liga Indonesia akan kembali bergulir setelah dua tahun vakum lantaran sanksi dan pembekuan PSSI.
Menpora Imam Nahrawi meminta federasi segera menyelesaikan persoalan klub-klub bermasalah, yang saat ini tak jelas bisa menjadi peserta kompetisi lantaran sejumlah persoalan.
Imam mengatakan, masih ada waktu bagi PSSI menyelesaikan ragam persoalan menjelang Liga Indonesia diputar kembali. Termasuk penyelesaian dualisme kepemilikan klub yang sampai hari ini belum ada penyelesaiannya.
"Kesempatan tiga bulan mendatang ini, harus jadi persiapan yang baik bagi PSSI sebelum kompetisi resmi dimulai," ujar dia usai refleksi setahun Kemenpora, Jakarta, Jumat (30/12).
Imam menaruh harapan besar di kepengurusan baru PSSI saat ini agar membuat sistem kompetisi yang tanpa kecurangan. Kompetisi sepak bola yang sehat di dalam negeri, kata dia, akan memberi harapan bagi keinginan bersama untuk peningkatan kualitas sepak bola di dalam negeri.
Tentunya, menurut dia, dari kompetisi tersebut akan berdampak bagi kemudahan pelatih nasional mencari pemain harapan untuk tim Garuda mendatang.
"Sekarang ini, adalah awal yang baik bagi PSSI untuk memenuhi semua aturan-aturan dan keingin bersama demi kebangkitan sepak bola kita," ujar dia.
Imam pun berharap agar kalender 2017 benar-benar menjadi tahun yang menjadi awal perbaikan tata kelola dan sistem sepak bola di Tanah Air.
PSSI akan menggelar Kongres Tahunan 2017. Forum tinggi bagi seluruh anggota federasi nasional tersebut menjadi yang pertama kali sejak Ketua Umum PSSI Letjen Edy Rahmayadi terpilih sebagai pemegang komando sepak bola nasional.
Salah satu agenda terpenting dalam kongres di Bandung mendatang, yaitu membahas nasib tujuh klub sepak bola di Indonesia yang bermasalah. Beberapa klub di antaranya, mengalami dualisme kepengurusan dan pembekuan dari keanggotaan federasi. Tujuh klub tersebut termasuk di dalamnya klub Persebaya Surabaya yang sejak 2011 mengalami dualisme dan telah selesai di mata hukum, tapi tak kunjung mendapatkan tempat oleh PSSI.