Jumat 06 Jan 2017 16:26 WIB

PSSI Diminta tidak Menganaktirikan Divisi Utama

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Gelandang Martapura FC Ismail Marzuki (kiri) berusaha melewati adangan bek Persiwa Wamena Robert H Elopere dalam semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2014 di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.
Foto: M Risyal Hidayat/Antara
Gelandang Martapura FC Ismail Marzuki (kiri) berusaha melewati adangan bek Persiwa Wamena Robert H Elopere dalam semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2014 di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Klub-klub Divisi Utama meminta Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), memberikan perhatian serupa dengan tim-tim di kasta tertinggi (ISL). Menejemen Persiwa Wamena mengatakan, selama ini kesebelasan di kompetisi level kedua itu, bak anak tiri jika dibandingkan dengan tim-tim yang berlaga di ISL.

Menajer Persiwa Wamena, Agus Santoso mengatakan, perhatian utama yang dia harapkan yakni dalam pengawasan pertandingan. "Kasus sepak bola gajah itu ada karena memang tidak adanya perhatian dari PSSI di kompetisi," ujar dia, dalam rilis resminya yang diterima wartawan di Jakarta, Jumat (6/1).

Kasus sepak bola gajah, terjadi saat musim kompetisi 2014. Kasus tersebut mencuat ketika adanya kongkalikong antarklub-klub di Divisi Utama. Ketika itu, ada semacam kesengajaan klub-klub seperti PSIS Semarang dan PSS Sleman yang tak bertanding dengan Borneo FC. Kasus tersebut, menjadi salah satu catatan buruk gelaran kompetisi di Tanah Air.

Agus menerangkan, jika pada ISL kerap ada pertemuan manajer dan evaluasi rutin sampai akhir kompetisi. Sedangkan di Divisi Utama, pertemuan antarmanajer cuma dilakukan pada awal kompetisi. Hal tersebut, menurut Agus, memberi peluang minimnya pengawasan dari federasi nasional tentang gelaran kompetisi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement