REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kongres Tahunan PSSI 2017 mengembalikan status keanggotaan Persebaya Surabaya 1927 ke dalam federasi nasional. Pengakuan status Bajul Ijo ini sekaligus mengembalikan hak klub asal Surabaya itu untuk ikut dalam kompetisi resmi Indonesia.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menerangkan alasan kongres harus memberikan pengampunan terhadap klub tersebut. Salah satunya, kata dia, yakni faktor sejarah.
Menurut Edy, cuma ada lima klub legenda di Indonesia. "Dari Jawa Timur, Persebaya Surabaya," ujar dia, Ahad (8/1).
Empat klub lain yang dia nilai menjadi cikal bakal bergeloranya sepak bola Tanah Air, yaitu PSM Makassar di Sulawesi Selatan, Persib Bandung di Jawa Barat, Persija Jakarta, dan PSMS Medan, Sumatra Utara.
Edy ingin agar kelima klub legenda tersebut bisa berada dalam satu level kompetisi yang sama. Namun, untuk sementara ini, impian tersebut belum bisa terkabul. Itu karena Persebaya yang baru diputihkan haknya cuma diberikan kesempatan mengikuti kompetisi di Divisi Utama, bersama PSMS Medan dan 58 klub lainnya. Sedangkan, tiga kesebelasan lainnya, mengikuti kompetisi ISL 2017.
Pemutihan Persebaya, sebetulnya juga didapat enam klub bermasalah lainnya, yaitu Arema Indonesia, Persipasi Bekasi, Persema Malang, Lampung FC, Persewangi Banyuwangi, dan Persibo Bojonegoro. Namun, enam klub tersebut, ditetapkan mengikuti kompetisi Liga Nusantara.
Edy menambahkan, alasan lain pengampunan banyak klub tersebut demi menggairahkan sepak bola di Tanah Air. Seluruh klub tersebut tak boleh dibekukan. Justru sebaliknya, menurut dia, harus diwadahi PSSI agar bisa menjadi lumbung-lumbung pemain bagi timnas Indonesia.