REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengajak Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mengembangkan sumber daya para pesepak bola veteran. Menpora Imam Nahrawi mengusulkan, agar pemerintah bersama federasi nasional, bekerja sama membuat program baru semacam wadah bagi pesepak bola-pesepak bola yang sudah pensiun.
Menurut Imam, para pesepak bola veteran, sebetulnya bisa diandalkan federasi nasional agar bisa tetap berkiprah dalam peningkatan kualitas sepak bola di dalam negeri. Sejumlah alternatif, dia mengatakan, dengan bisa mengambil peran sebagai pelatih maupun asisten pelatih. Bahkan bisa ikut dalam pengelolaan timnas Garuda, atau bersama klub-klub profesional lainnya.
"Ini salah satu kerja keras sebetulnya, agar antara PSSI dan Kemenpora sering membuat program-program agar mereka (para pemain vetaran) bisa mendapatkan lisensi kepelatihan," ujar dia, saat ditemui wartawan di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (10/1). Ungkapan Imam tersebut, sebetulnya berawal dari penilaian dia soal fokus PSSI saat ini tentang pemain-pemain muda.
PSSI, dalam Kongres Tahunan akhir pekan lalu, menetapkan skuat Garuda Senior saat ini, yaitu timnas U-23. Selama ini, kedua level kesebelasan negara itu, diasuh terpisah. Timnas U-23, disiapkan PSSI menjelang SEA Games 2017 di Malaysia, yang digelar pada Agustus mendatang. Jika keputusan kongres tersebut dilakukan, itu artinya tak semua pemain timnas Garuda Senior yang sempat direkrut pelatih Alfred Riedl saat Piala AFF 2016 lalu, dapat kembali turun lapangan membela Merah Putih.
Sebab, beberapa nama pemain dalam timnas Garuda Senior tersebut, berusia di atas 23 tahun. Bahkan, seperti striker andalan, Boaz Solossa, sudah berusia 30 tahun. Menurut Imam, prioritas federasi nasional yang lebih mengutamakan pemain-pemain muda memang tak salah. Akan tetapi, jalan keluar bagi pemain-pemain veteran dan yang akan purnatugas atau pensiun, juga harus dipikirkan.