Kamis 19 Jan 2017 22:09 WIB

Curahan Hati Van Basten Soal Kuasa Cina di Milan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Marco van Basten berseragam AC Milan pada suatu laga persahabatan di San Siro, Maret 2006.
Foto: EPA/Matteo Bazzi
Marco van Basten berseragam AC Milan pada suatu laga persahabatan di San Siro, Maret 2006.

REPUBLIKA.CO.ID, Legenda AC Milan, Marco van Basten menyatakan pendapatnya soal masalah yang diderita Rossoneri saat ini serta Liga Calcio secara keseluruhan. Van Basten mengaku sedih dengan kondisi mantan klubnya itu. Milan yang lebih memiliki potensi dibandingkan Juventus kini harus tertinggal dalam sepak bola.

Padahal, era 90-an menjadi masa dimana Liga Italia dan AC Milan menjadi magnet bagi dunia sepak bola. Menurut Van Basten, minat publik sepak bola untuk menyaksikan AC Milan mulai memudar. Hal itu dapat dilihat dari jumlah penonton di stadion San Siro. Hampir setengah tempat duduk stadion tanpa penonton, alias kosong.

Hal ini sangat tidak bisa dibayangkan oleh mantan pemain Milan dari Belanda ini. Milan juga kehilangan pemain besar serta kemegahan stadion modern. Padahal, klub rival Juventus lebih mampu bertaji di Liga Italia dalam beberapa tahun belakangan ini.

Dilansir dari Football Italia, Juventus memiliki pemain luar biasa dalam skuatnya. Mereka juga mampu membuat stadion penuh dengan penonton. Juventus sudah diinvestasikan untuk masa depan dan sekarang mereka tengah menuai hasilnya. “Juventus mampu membayar 90 juta euro untuk (Gonzalo) Higuain dan masih mampu melihat bakat seperti (Paulo) Dybala,” tutur Van Basten dikutip dari Football Italia, Kamis (19/1).

Padahal, menurut Van Basten, Kota Milan lebih memiliki potensi untuk lebih berkembang dari Kota Turin. Baik dari segi populasi maupun ekonomi. Namun, Milan saat ini seolah pincang di sepak bola. Milan seharusnya mampu di depan seluruh tim di Italia. Faktanya, saat ini mereka tertinggal dibanding AS Roma, Napoli, dan kota besar lainnya.

Milan memiliki dua klub yang paling berpengaruh, yaitu AC Milan dan Inter Milan. Saat ini, AC Milan tengah menyelesaikan proses akuisisi saham oleh pengusaha Cina. Tim sekota Inter Milan juga sudah dimiliki pengusaha asal Cina, Sunning.

Menurut Van Basten, dirinya tidak bisa membayangkan kedua klub Milan dimiliki oleh Cina. Sebab, dua klub Kota Milan merupakan klub paling bersejarah bagi Italia. Jadi, seharusnya tetap dimiliki oleh orang Italia. Ini bukan hanya soal sejarah Silvio Berlusconi dan Massimo Moratti. “Saya tidak bisa membayangkan Inter dan Milan menjadi milik Cina, dua klub bersejarah seperti mereka harus tetap dimiliki Italia,” tegas Van Basten.

Mantan striker AC Milan yang mencetak 125 gol dari 201 penampilannya ini juga menegaskan, kepemiliki dua klub Milan seharusnya tetap berada di tangan Italia. Sebab, selain soal sejarah, dua klub ini juga menunjukkan gairah sepak bola, yang ini tidak ternilai harganya. Pada eranya, Van Basten membuat AC Milan dan Liga Italia menjadi kompetisi paling bergengsi di dunia. Tapi kondisi saat ini, Liga Italia hanya berada di urutan keempat kompetisi terbaik di dunia.

Ada banyak sebab yang membuat Liga Italia mengalami kemunduran. Menurut pria 52 tahun, adanya skandal pengaturan skor, fasilitas yang sudah tidak memadai, merupakan sebuah kesalahan. Selain itu, Liga Italia terlalu berpikir tentang menghasilkan banyak uang dan melakukan segalanya untuk siaran televisi. “Kesalahan? Berpikir tentang uang yang terlalu banya, Anda melakukan segala sesuatu untuk penonton televisi dan tidak ada yang dilakukan untuk para penggemar,” ujar dia.

Hal itulah yang membuat Liga Italia dinilai hanya memikirkan sepak bola hari ini tanpa berpikir untuk jangka panjang. Jadi, imbuh Van Basten, tidak heran Liga Italia jadi tertinggal dibandingkan dengan Liga sepak bola dari negara lain seperti Inggris, maupun Spanyol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement