REPUBLIKA.CO.ID, Kekalahan terus menjadi kawan karib bagi juara bertahan Liga Primer Inggris, Leicester City. Hingga pekan ke-22 Liga Primer Inggris musim 2016/2017, koleksi angka Leicester City kalah banyak dari jumlah laga yang sudah mereka mainkan.
Sudah bermain 22 kali musim ini, Leicester hanya mampu mendulang 21 angka. Akibatnya, Kawanan Rubah kini terpaku di papan bawah dengan menempati peringkat ke-15 klasemen sementara. Posisi Leicester di papan peringkat sangat mengkhawatirkan karena mereka hanya terpaut enam angka dari juru kunci di peringkat ke-20, Sunderland.
Kekalahan pada laga kontra Southampton, Ahad (22/1) menandai keterpurukan Leicester yang sudah kalah sebanyak 11 kali dan hanya punya torehan lima kemenangan musim ini. Padahal, sepanjang musim lalu sang juara bertahan hanya punya noda tiga kekalahan.
Tabel klasemen zona degradasi Liga Primer Inggris hingga pekan ke-22. (Sumber: Twitter/@premierleague)
Catatan negatif yang Leicester ukir musim ini menyamai rekor buruk yang pernah dibuat oleh klub legendaris Inggris, Ipswich Town 54 tahun lalu. Kala itu, Ipswich yang sanggup juara pada musim 1961/1962 malah karam di edisi Liga Inggris selanjutnya.
Sang juara bertahan hanya mampu meraup 21 angka angka dari 22 laga. Beruntung, pada akhir musim 1962/1963, Ipswich mampu selamat dari degradasi karena finis di peringkat ke-17 dengan koleksi 35 angka.
Namun, saat itu Liga Inggris Divisi Satu masih beranggotakan 22 kontestan sehingga Ipswich punya kesempatan meraup angka dalam 42 kali berlaga. Sejak menerapkan format baru 25 tahun silam, Liga Primer Inggris hanya punya 20 peserta. Maka dari itu, potensi Leicester untuk bisa selamat seperti Ipswich menjadi lebih rendah karena hanya memainkan 38 pertandingan.
Gelandang Leicester, Marc Albrighton tak mau jika sampai timnya harus menyelesaikan sisa musim ini dalam bayang-bayang degradasi. Albrighton mengaku akan sakit perut jika harus melakukan hal tersebut karena sudah pernah pernah mengalami hal serupa beberapa kali.
Pemain 27 tahun ini mengatakan, tekanan pada sisa musim karena takut terdegradasi sangatlah dahsyat. Sebelumnya, Albrighton pernah berjuang bersama Aston Villa kemudian Leicester pada musim 2014/2015 untuk lolos degradasi. "Saya sudah cukup dengan pengalaman itu, saya bisa sakit perut jika harus kembali menjalaninya karena melawan degradasi bukanlah memburu gelar tapi kami tetap harus terus menang, itu benar-benar berat," kata Albrighton kepada the Telegraph dikutip Senin (23/1).
Pemain kelahiran Tamworth, Inggris ini pun meminta rekan-rekannya untuk mengaluarkan energi lebih besar agar jarak angka dengan para penghuni zona degradasi bisa terus terjaga jauh. "Kami harus bisa memenangkan sebanyak mungkin laga sebelum bulan April maka semuanya bisa membaik," kata Albrighton.