REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI mengampuni sejumlah terhukum skandal sepak bola gajah saat laga antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang. Pemutihan tersebut dinilai sebagai jalan tengah antara federasi nasional, klub terlibat, serta para pemain terhukum.
Namun, masyarakat menyayangkan, salah satu catatan buruk dalam sejarah sepak bola Tanah Air itu, tak terkuak siapa dalang sejatinya.
"PSSI seharusnya juga menemukan siapa aktor utamanya," ujar pemerhati sepak bola Indonesia Rayana Djakasurya, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/1).
Ia mengatakan, dalam sepak bola ada yang namanya sanksi. Pembekuan dan larangan tampil menurut dia, bagian dari hukuman tersebut. Namun, pemulihan dan pemutihan, menjadi jalan keluar. Terutama bagi federasi, klub, serta para pemain.
Terkait sepak bola gajah, Rayana menilai, PSSI sudah tepat mengambil jalan keluar. Sebab, para pemain dan lainnya, sudah menjalani sebagian hukuman. Tapi, sayang, kata dia, jalan tengah yang diambil federasi terkait skandal tersebut tak memberikan titik terang tentang siapa dalang utamanya.
Dalam skandal sepak bola, dia mengatakan, cuma punya dua indikasi pelanggaran berat yang dibikin dengan cara bersistem. Pertama, soal pengaturan skor atau match fixing. Kedua, pengaturan pertandingan atau match setting. Menurut dia, dalam sepak bola gajah, kedua indikasi tersebut ada. Tapi, dalam penyeledikannya, federasi cuma menyingkap soal pengaturan pertandingannya saja.
Meski begitu, Rayana menilai, upaya PSSI saat ini memberikan pengampunan kepada para pemain terhukum dalam sepak bola gajah boleh dibenarkan. "Karena mereka sebenarnya jangan dijadikan korban," ujar dia.
Rayana mencontohkan skandal serupa di Serie A Italia pada 1982 silam. Ketika striker Perugia, Paolo Rossi dihukum dua tahun lantaran skandal sepak bola gajah.
Namun, dalam kasus di Italia, peran Rossi di timnas Tango, ketika itu, membutuhkannya sebagai bomber utama untuk meraih gelar Piala Dunia. Alhasil, federasi di Roma, memberikan pengampunan terhadap Rossi dengan alasan kebutuhan sepak bola Italia. PSSI, pun menurut dia, tak bisa menghukum pemain terlalu lama, sebab akan mempengaruhi karier dan sepak bola.