REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Kemenangan 1-0, Arema FC atas Sriwijaya FC di stadion Manahan, Solo pada Ahad (26/2), menjadi catatan baru bagi kedua kesebelasan. Bagi skuat berjuluk Singo Edan, kemenangan kali ini mematahkan mitos sulit unggul di stadion Manahan. Sebaliknya, bagi Laskar Wong Kito, mematahkan rekor tujuh kali, kemenangan berturut saat laga di stadion tersebut.
Gelandang Arema, Adam Alis menjadi satu-satunya pencetak gol saat melawan Sriwijaya pada babak perempat final Piala Presiden 2017. Pun dia, mengakui mitos tersebut, pernah ada. Akan tetapi, kata dia, kemenangan kali ini, mengakhiri dongeng tak pernah menang itu. "Saya sangat senang dengan pertandingan yang luar biasa malam ini. Bahwa yang dikatakan Arema tidak bisa menang di Manahan, itu cuma mitos saja," ujar dia, usai laga, Ahad (26/2).
Sementara bagi Sriwijaya, kekalahan kali ini, seperti menjadi hasil yang tak bersahabat. Selama ini, Laskar Wong Kito, punya kebiasaan menang saat bertanding di stadion Manahan. Tercatat, tujuh kali pertandingan kesebelasan asal Sumatra Selatan (Sumsel) itu, berakhir tanpa kekalahan.
Akan tetapi, pelatih Sriwijaya, Widodo Cahyono Putro mengatakan, kekalahan timnya kali ini bukan lantaran cerita-cerita fiktif. Melainkan, lantaran tingkat permainan tinggi yang membawa emosional. Para pemainnya, sudah bermain bagus. Cuma, kata dia, banyak faktor yang membuat para pemainnya, kurang beruntung.
"Kami sudah bekerja keras. Pertandingan ini sangat ketat. Dan selamat buat Arema yang berhasil ke semifinal," ujar dia, usai pertandingan, Ahad (26/2). Widodo mengatakan, kekalahan Sriwijaya kali ini, menjadi bahan evaluasi penting bagi kesebelasannya menjelang kompetisi resmi Liga1 Indonesia.