REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kebakaran masjid kembali terjadi di Florida Jumat (24/2) pagi. Kali ini, kebakaran menimpa Masjid Daarus Salaam atau dikenal masyarakat sebagai Islamic Society of New Tampa.
Kebakaran ini menjadi yang ketiga kali di daerah Tampa selama kurun waktu kurang dari setahun. Menurut juru bicara Pemadam Kebakaran Hillsborough, Corey Dierdorff, kalau dari bukti yang ada yang terjadi adalah pembakaran dan bukan kebakaran.
"Bukti fisik mendorong kita memastikan itu pembakaran," kata Dierdorff seperti dilansir Morocco World News, Ahad (26/2).
Sementara, juru bicara Council on American-Islamic Relations (CAIR) Florida, Wilfredo Ruiz, menggambarkan pembakaran sebagai kejahatan rasial lain. Tapi, ia mengaku bersyukur pembakaran tidak mengakibatkan korban jiwa, dan tidak ada jamaah yang terluka.
"Doa kami bersama komunitas Masjid New Tampa, dan kami bersyukur tidak ada yang terluka secara fisik," ujar Ruiz.
CAIR sendiri akan memberikan hadiah 5.000 dolar, bagi siapa saja yang memiliki informasi tentang pelaku pembakaran. Sedangkan, Direktur Eksekutif CAIR Hassan Shibly, meminta Presiden Trump berbuat sesuatu atas meningkatnya kejahatan kebencian anti-Muslim.
Menurut laporan Southern Poverty Law Center, vandalisme terhadap masjid dan organisasi Islam meningkat hingga 400 persen pada 2015 dibandingkan pada 2014. Bahkan, jumlah kelompok kebencian anti-Muslim meningkat tiga kali lipat pada 2016.
Untuk Masjid Daarus Salaam sendiri, sebuah halaman penggalangan dana secara daring (online) telah dibuat beberapa saat setelah kejadian. Pada Jumat malam, hampir 11.500 dolar telah terkumpul, dari target sekitar 40 ribu dolar AS.