Kamis 16 Mar 2017 19:38 WIB

Ada Aturan Marquee Player di Liga 1, Ini Penjelasannya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Gelandang Persib Bandung, Michael Essien menjadi salah satu marquee player di Liga 1 Indonesia.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Gelandang Persib Bandung, Michael Essien menjadi salah satu marquee player di Liga 1 Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PSSI merampungkan sejumlah persiapan menuju kickoff Liga 1 2017. Federasi induk sepak bola nasional bersama klub peserta kompetisi tahun ini, setuju dengan sejumlah regulasi dan penunjukkan operator pelaksana. PSSI bersama klub, juga menyetujui penerapan sistem marquee player (pemain bintang) dalam sistem kompetisi Liga 1 musim ini.

Ketua Umum PSSI, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmyadi mengatakan, Liga 1 yang akan dimulai pada 15 April akan menggunakan sistem kompetisi penuh. Artinya, akan ada partai kandang dan tandang yang dilakukan oleh klub-klub peserta. Sistem pertandingan kandang dan tandang tersebut, membuat Liga 1 2017, akan terjadi sebanyak 34 partai pertandingan.

Aturan main dalam sistem kompetisi Liga 1 pun, seperti pertandingan sepak bola umumnya. Yakni, dengan waktu 2 x 45 menit dalam dua babak selama pertandingan. Perolehan peringkat dalam klasemen, berdasarkan jumlah kemenangan.

Namun, jika ada perolehan nilai sama antarklub, aturan head to head diberlakukan. "Kalau tetap sama, penentuannya dari selisih gol dan jumlah banyaknya perolehan gol. Kalau tetap sama juga, dilakukan undian," terang dia.

Selain mengatur soal sistem kompetisi, PSSI bersama klub peserta juga menyepakati regulasi pemain. Selama Liga 1 2017, masing-masing klub membatasi jumlah pemain veteran. Edy mengatakan, masing-masing klub, hanya boleh memainkan pemain di atas usia 35 tahun sebanyak maksimal dua orang. Pemain lainnya, harus maksimal berusia 35 tahun.

PSSI dan klub peserta, juga membatasi partisipasi pemain asing. Yaitu dengan komposisi 2+1+1. Artinya, masing-masing klub dibolehkan memainkan dua pemain asing non-Asia dan satu pemain asing dari negara-negara anggota Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

Satu pemain asing boleh ditambahkan dengan status marquee player, yaitu pemain bintang dunia. "Marquee player ini untuk menjadikan sepak bola kita (Liga 1) lebih profesional. Lebih punya nilai jual industri. Kedua, agar pemain-pemain bola kita termotivasi," kata Edy.

Terkait partisipasi pemain bintang, klub hanya bisa memainkan pemain top dunia tersebut dengan syarat sang pemain harus berasal dari delapan liga paling elit internasional. Yaitu, dari Liga Inggris, Liga Spanyol, atau Liga Italia, dan Liga Prancis. Juga, Liga Turki dan Liga Jerman atau minimal pernah bermain di maksimal tiga periode Piala Dunia terakhir.

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Berlinton Siahaan menerangkan, penerapan marquee player di Liga 1 Indonesia kali ini, meniru sistem Liga Amerika Serikat (MLS). Yaitu, agar pemain-pemain bintang papan atas dari liga-liga elit dunia, menjadi industri sepak bola di Tanah Air. Sekaligus, bisa memberikan motivasi bagi pemain-pemain muda di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement