REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Manajemen Sriwijaya FC keberatan dengan keinginan PSSI yang meminta setiap klub peserta Liga 1 menyediakan kuota untuk satu pemain asing kategori bintang dunia (marquee player). Sekretaris tim Sriwijaya FC Achmad Haris mengatakan, sikap ini dilatari bahwa tidak setiap klub memiliki kemampuan dana untuk merekrut pemain label dunia.
"Apa semua klub mampu? Ini pertanyaan kami," kata Haris di Palembang, Jumat (17/3).
Ia mengatakan hasil rapat PSSI di Makostrad Jakarta beberapa hari harus dipertimbangkan lagi meski pada prinsipnya bertujuan baik yakni mengangkat liga sepak bola Indonesia di pentas internasional.
PSSI menetapkan regulasi pemain asing berubah menjadi dua pemain asing ditambah satu pemain Asia dan satu marquee player.
"Harusnya tidak dijadikan regulasi, tapi dibiarkan saja. Bagi klub yang mampu ya silakan, tapi bagi yang tidak mampu ya tidak apa-apa," kata Haris.
Hadirnya wacana baru ini dirasa cukup janggal karena muncul setelah Persib Bandung mendatangkan Eissen ke Maung Bandung.
Untuk itu, Sriwijaya FC berharap PSSI meninjau ulang regulasi itu sebelum diterapkan dalam Liga 1 yang akan bergulir pada April ini. "Tinjau ulang, apakah ini bijak," kata dia.
Sementara itu, Faisal Mursyid sebagai wakil Presiden SFC mengatakan wacana tambahan satu pemain marquee player disampaikan saat rapat yang dipimpin langsung Ketua Umum PSSI Eddy Rahmayadi.
Menurut Faisal, hadirnya wacana tersebut karena PSSI ingin meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia di kancah dunia. "Beberapa klub menolak hal tersebut, dan kami juga akan menyampaikan usulan bagi klub yang tidak sanggup bisa tetap menggunakan 3+1," kata Faisal.