REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelatih timnas Garuda, Luis Milla Aspas, akan mencari solusi permainan yang cocok buat timnas Garuda. Jalan keluar mendapatkan permainan yang efektif buat skuatnya, menyusul kekalahan timnas dari Myanmar saat laga uji coba, Selasa (21/3).
Milla mengatakan, masih ada waktu panjang bagi tim kepelatihannya, mencari formasi dan permainan efektif bagi skuat Merah Putih. "Saya akan mencari cara permainan lain kalau cara bermain (saat melawan Myanmar) tidak bisa dipakai lagi," ujar dia, saat ditemui usai laga persahabatan Indonesia kontra Myanmar, di Bogor, Selasa (21/3).
Saat laga uji tanding antara skuat Garuda Indonesia melawan Myanmar di stadion Pakansari, Selasa (21/3), debut Milla ternoda. Kepelatihan Gerd Zeise membikin skuat asuhan Milla tertunduk setelah ditekuk dengan skor 1-3. Meski cuma laga uji coba, tapi pertandingan tersebut sebetulnya menyimpan ambisi kemenangan.
Harapan masyarakat sepak bola di Indonesia terhadap Milla sebagai pelatih, tentu mewajibkan pelatih asal Spanyol tersebut membawa kemenangan. Apalagi, laga tersebut yang perdana. Tentu menjadi tolok ukur keberhasilan mantan pelatih Real Zaragoza tersebut, meracik komposisi dan menukangi timnas Garuda.
Jika menengok pertandingan, memang, skuat Garuda gagah pada menit-menit awal laga. Format bermain 4-3-3, terapan Milla, membuat permainan skuat Merah Putih tampil menyerang. Pada 10 menit awal babak pertama, tercatat lima kali para pemain timnas menjadi tim menakutkan bagi Myanmar. Itu dengan lebih dari lima kali usaha menjebol pertahanan tim tamu.
Serangan lebih dominan dari lini kanan dengan mengandalkan gelandang sayap Febri Haryadi. Sementara, dari sisi tengah dan kiri, nyaris tak ada serangan yang berarti. Satu kali usaha dari lini kiri serangan, memang membuahkan hasil. Gol Nur Hardianto di menit ke-20, ke gawang Thiha Sithu, berawal dari assist Saddil Ramdani dari gelandang kiri.
Akan tetapi, selepas itu nyaris para pemain Indonesia lebih aktif dari lini kanan. Penguasaan bola para pemain timnas pun dibilang miskin. pada babak pertama, para pemain Indonesia cuma menguasai 37 persen. Pada babak kedua, cuma 46 persen. Padahal, jika menengok sesi latihan timnas selama ini, Milla kerap memberikan instruksi penguasaan bola yang dominan di kaki-kaki para pemainnya.
Pada sesi latihan bersama seleksi timnas, Milla juga menerapkan permainan keseimbangan antara sisi kanan dan tengah juga kiri. Yaitu, dengan permainan tiga gawang. Satu gawang para pemain diminta fokus melakukan eksekusi gol. Dan dua gawang agar para pemain gelandang kanan dan kiri, sama aktifnya.
Milla pun mengakui, cara bermain timnya saat menjamu Myanmar, berbeda dengan saat latihan. Kata dia, umpan-umpan pendek yang dia terapkan selama latihan, nyaris tak dilakukan saat di lapangan. Sebaliknya, bola-bola panjang, menjadi dominan dalam permainan timnas kemarin.
Menengok lini pertahanan, para pemain timnas pun kerap kecolongan. Itu jika menengok peluang-peluang Myanmar selama pertandingan yang memberikan ancaman ke gawang Dicky Indrayana lewat seranga-serangan balik. Tapi, Milla tak mau menyalahkan para pemainnya.
Pelatih 51 tahun tersebut, justru membela skuatnya yang bermain dengan umpan-umpan panjang dan penguasaan bola minim. Bermain dengan bola panjang, kata dia, untuk mengantisipasi counter attack para pemain lawan. "Memang permainan yang terjadi tidak seperti saat dalam latihan. Tapi saya senang dengan pemain saya," ujar dia.
Milla berjanji akan menghapus noda kekalahan timnas bentukannya di debutnya kemarin. Persiapan laga uji tanding lanjutan sudah disiapkan. Persiapan laga selanjutnya, kata dia, termasuk dengan memanggil sejumlah pemain-pemain yang tak dilibatkan selama pralaga kontra Myanmar.
Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) memang menjadwalkan laga uji tanding lanjutan timnas direncanakan pada 25 Maret. Namun, bukan pertandingan melawan timnas negara lain. Melainkan, akan melakoni laga internal. Hanya, lawan skuat bentukan Milla, memang belum ditentukan. Sejumlah usulan agar timnas melakoni laga uji coba melawan juara Piala Presiden 2017, Arema FC belum dipastikan.