Kamis 13 Apr 2017 20:18 WIB

Resmi: AC Milan Berganti Kepemilikan

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Logo AC Milan
Foto: REUTERS/Stefano Rellandini
Logo AC Milan

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Drama panjang peralihan kepemilikan saham AC Milan berakhir pada Kamis (13/4). Milan mengumumkan Silvio Berlusconi telah mencapai finalisasi penjualan klubnya kepada konsorsium Cina. Berlusconi melepas saham mayoritasnya dengan harga 740 juta euro (Rp 10,438 triliun).

Perusahaan induk milik Berlusconi yang menaungi Milan, Fininvest dalam pernyataannya menyatakan telah menjual sebesar 99,93 persen saham klub ke Rossoneri Sport Investment Lux, perusahaan asal Luksemburg milik pengusaha Cina yang menggantikan 'kendaraan' sebelumnya dalam proses pembelian saham Rossoneri.

Pertemuan besar antara pihak Berlusconi dan rombongan pembeli dilangsungkan kantor badan hukum Gianni Origoni & Partners, dan telah dimulai sejak pukul 15.12 WIB tadi. Pengusaha asal Cina yang juga BoD (Boards of Director) David Han Li dan CEO baru Milan Marco Fassone bergabung dalam pertemuan tersebut.

"Finansial hari ini memberikan efek penuh untuk perjanjian pengambilalihan yang ditandatangani oleh direktur Finivest, Danilo Pellergrino, dan David Han Li selaku wakil dari Rossoneri Sport Investment Lux pada 15 Agustus 2016 dan diperbaharui pada 24 Maret tahun ini," tulis laman resmi klub, disadur Football Italia.

Sebelumnya pihak Sino Europent Sports telah melakukan perjanjian untuk melakukan pembayaran secara bertahap yakni tiga kali dengan total keseluruhan 740 juta Euro termasuk beban utang pada 30 Juni 2016. Pembayaran pertama mencapai 220 juta Euro, termasuk reimbursment dari kontribusi modal yang dilakukan oleh Finivest kepada Milan pada 1 Juli yang sudah dibayar sebesar 90 juta Euro.

Adapun para investor telah menegaskan komitmen mereka untuk melakukan investasi rekapitalisasi untuk neraca dan penguatan keuangan Il Diavollo Rosso. Pada Jumat (14/4), mereka baru akan menggelar rapat umum untuk pengangkatan badan hukum baru bagi perusahaan Rossoneri Sport Investment Lux.

Sebelumnya, penutupan akuisisi telah mengalami penundaan sebanyak dua kali, yakni pada Desember tahun lalu dan Maret lalu akibat masalah birokrasi yang dialami pihak pembeli. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement