Kamis 20 Apr 2017 21:48 WIB

Ini Cabor yang Berpotensi Dicoret dari Asian Games 2018

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andri Saubani
Cabang squash saat dipertandingkan pada PON XIX 2016 di Jawa Barat. Cabang ini kemungkinan tidak dimainkan pada Asian Games 2018.
Foto: Mahmud Muhyidin
Cabang squash saat dipertandingkan pada PON XIX 2016 di Jawa Barat. Cabang ini kemungkinan tidak dimainkan pada Asian Games 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Panitia penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) masih menunggu surat resmi dari Dewan Olimpiade Asia soal cabang olahraga (cabor) yang akan dipangkas dari ajang tersebut. Hanya saja dipastikan saat ini sudah disepakati pemengkasan nomor pertandingan dari 484 menjadi 431.

Dengan adanya pengurangan nomor pertandingan, Presiden Inasgoc, Erick Thohir mengatakan akan ada cabor yang dikurangi. Selama menunggu surat resmi dari OCA, Erick menuturkan ada beberapa cabang olahraga yang berpotensi dicoret dari Asian Games 2018.

Beberapa cabang olahraga tersebut yang berpotensi yaitu kabaddi, squash, kriket, sepak takraw, dan bowling. "Dari lima itu yang overlaping kriket dan kabaddi karena sama-sama dari Asia Barat itu yang diusulkan dicoret," jelas Erick.

Sebab, pertimbangan yaitu soal atlet yang akan dikirim untuk cabang olahraga tersebut. Kalau Pakistan dan India tidak bisa mengirimkan atlet profesional, lanjut Erick, maka hal itu tidak sesuai dengan Asian Games 2018 yang sebagai ajang olahraga yang bergengsi.

Meskipun begitu, Erick belum mau memastikan cabor mana saha yang sudah pasti akan dipangkas. "Jumlah cabor pasti akan berkurang tapi sekarang masih ada pembicaraan dengan negara member mereka (OCA) makanya kita tunggu hitam di atas putihnya dulu," ungkap Erick.

Ketua Pengarah Kepanitian Asian Games 2018, Jusug Kalla meminta adanya efisiensi dalam menghelat ajang tersebut. Salah satunya mengenai jumlah cabang olahraga dan nomor pertandingan yang akan dipangkas untuk melakukan efisiensi. Sebelumnya diusulkan dari 42 cabang olahraga menjadi 36 namun hingga saat ini masih menunggu kepastian dari persetujuan OCA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement