REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Permainan lini depan skuat Garuda Indonesia U-22 masih dinilai kurang baik. Asisten pelatih timnas, Bima Sakti Tukiman mengatakan, dari sekian banyak kekurangan para pemainnya saat pertandingan, eksekusi dari lini depan, masih menjadi pekerjaan besar tim kepelatihan Luis Milla Aspas.
“Coach Milla, menganjurkan tadi, pemain untuk berani pressing di depan, agar mempersulit lawan mengembangkan penyerangan," kata Bima usai laga persahabatan antara timnas Garuda kontra Persita Tangerang, di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Selasa (25/4). Hasil laga uji tanding antara timnas Garuda Indonsia kontra Persita, kepelatihan Milla menang tipis 2-1.
Gol kemenangan tersebut, milik Febri Haryadi dan Osvaldo Haay. Sedangkan gol balasan Pangeran Cisadane, dibikin oleh Aldi Al Achya. Hasil baik dari uji coba kali ini menjadi kemenangan pertama kepelatihan Milla bersama timnas Garuda setelah tiga kali melakoni uji tanding.
Bima menyampaikan, meski cuma menang tipis, kepelatihannya patut memberikan apresiasi kepada para pemain. Akan tetapi, uja dia, tetap banyak yang menjadi bahan evaluasi. Menurut dia, jika menengok pertandingan kali tadi, para pemain punya dua terapan yang menjadi format permainan timnas, yaitu 4-3-3 dan 4-3-2-1.
Hanya, kata dia, dari dua pola permainan tersebut, para pemain masih belum menampakkan gaya bermain yang menekan. Umpan-umpan pendek dan panjang, memang menjadi kombinasi yang tampak baik. Sedangkan di lini depan, kata dia masih kurang tajam. "Di tahap berikutnya harus bisa lebih baik lagi soal finishing touch," ujar Bima.
Bahkan, Bima mengungkapkan, saat pertandingan, Milla sempat teriak-teriak meminta para pemainnya, lebih berani tampil menekan. Dan lebih cepat dalam melakukan eksekusi ke gawang lawan. Menurut Bima, teriakan Milla agar para pemainnya lebih berani di lini depan, agar agar menutup peluang tim lawan memberikan ancaman.