Ahad 28 May 2017 22:44 WIB

Atlet Tasikmalaya Kekurangan Dana untuk Berangkat ke Kejuaraan Dunia

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Para atlet angkat berat Kota Tasik tengah berlatih di GOR Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) di Jalan Letjen Mashudi, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Para atlet angkat berat Kota Tasik tengah berlatih di GOR Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) di Jalan Letjen Mashudi, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Pengurus Cabang Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Kota Tasikmalaya membutuhkan dana sekitar Rp 550 juta guna memberangkatkan tim atlet menuju kejuaraan angkat besi tingkat dunia yang akan diselenggarakan di India pada 2018. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa dana itu akan disiapkan oleh Pemkot Tasikmalaya. Padahal para atlet akan mewakili Kota Tasik di kancah dunia.

Dana sebesar itu akan digunakan tim yang terdiri dari tiga orang atlet dan tujuh orang lagi yang bertugas sebagai pendamping, manajer, dan bagian pendukung. Selain itu, dana tersebut akan digunakan menutupi kebutuhan peralatan berstandar internasional dan akomodasi selama kejuaraan berlangsung.

Ketiga atlet angkat besi yang akan mengikuti kejuaraan itu bukanlah atlet kacangan. Prestasi mereka yang baru-baru ini diraih jadi secercah kebanggaan bagi warga Tasik. Ketiganya ialah Imas Kartika, Intan Kemalasari dan Utara Anggraeni.

Mereka berhasil menjuarai Asian Power Lifting Championship pada 1-5 Mei lalu di Bandung. Imas meraih empat medali emas pada kelas Junior 52 kg sekaligus meraih The Best Lifter. Sedangkan Intan pada kelas 63 kg mampu membawa dua emas, dan dua perak. Adapun, Utari berhasil meraih empat emas pada kelas 84 kg.

Wakil Ketua PABBSI Kota Tasikmalaya Baihaqi Umar pun sempat mengundang ketiganya untuk mendiskusikan masalah keuangan sebelum bisa berangkat di kejuaraan dunia. Menurutnya, pada ajang yang dihadapi nanti bukan perkara mudah dan murah untuk bisa mengikutinya dengan baik.

Sehingga, kata Baihaqi, kebutuhan anggaran bagi ketiga atlet tersebut seharusnya terpenuhi dengan baik agar  bisa mengikuti kejuaraan dengan semangat tinggi membawa harum nama Indonesia di tingkat dunia. Ia mencontohkan untuk peralatan saja dibutuhkan dana sebesar Rp 150 juta.

“Karena mulai dari pakaian dan alat semua harus berstandar internasional. Kalau tidak atlet akan didiskualifikasi tidak bisa mengikuti pertandingan. Untuk bajunya saja Rp 6,7 juta per atlet, belum lagi biaya lain seperti tes doping, pendaftaran, dan lainnya, rencananya 10 orang yang akan berangkat ke India yakni tiga atlet, tiga pendamping, serta ofisial,” katanya pada wartawan.

Baihaqi menaruh harap tak hanya pemerintah saja yang seharusnya perduli terhadap ketiga atlet itu. Melainkan, semua lapisan masyarakat termasuk para perusahaan. Dengan begitu, maka ia optimistis prestasi membanggakan yang telah mereka torehkan benar-benar bisa terus digenjot semaksimal mungkin.

Ketua KONI Kota Tasikmalaya Eddy Supriyadi mengapresiasi ketiga atlet dan jajaran Pengurus PABBSI atas prestasi membanggakan pada kejuaraan tingkat Asia awal Mei lalu. Namun, KONI tidak bisa memberikan dukungan secara maksimal karena terbatas anggaran. “Kalau juara seperti ini baru pertama kali, sejarah bagi kami di KONI Kota Tasikmalaya,” kata Eddy.

Ia menjelaskan pada 2017 KONI Kota Tasikmalaya hanya memperoleh bantuan anggaran dari Pemkot Tasikmalaya sebesar Rp 1 miliar. Padahal, KONI mengajukan anggaran sebesar Rp 7 miliar kepada pemerintah. Meski begitu, ia menyebut pihak KONI dijanjikan apabila pada perubahan anggaran nanti akan mendapatkan tambahan Rp 4,2 miliar. "Tapi masih berada dalam bayang-bayang apakah bakal disetujui DPRD atau tidak.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement