Senin 29 May 2017 21:46 WIB

PSSI akan Gelar Kompetisi Sepak Bola Pelajar Putri di NTT

Sepak bola (ilustrasi)
Sepak bola (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi sepak bola pelajar putri sekolah menengah pertama (SMP) sederajat yang diselenggarakan PSSI bersama LSM Plan International di Nusa Tenggara Timur akan dimulai awal Juni 2017. Demikian disampaikan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Papat Yunisal.

Menurut Papat di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (29/5), kompetisi yang diikuti 20 SMP dengan peserta berusia 12-15 tahun di NTT akan digelar di dua kabupaten, yaitu Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Ajang ini merupakan bagian dari pembinaan pesepak bola putri usia muda PSSI.

"Selain itu, bersama Plan, kami ingin mengampanyekan antikekerasan terhadap perempuan dan menghindarkan mereka dari pergaulan-pergaulan menyimpang," ujar Papat.

NTT, kata dia, selama ini dikenal sebagai daerah yang menghasilkan pesepak bola berbakat tetapi kerap terlupakan.

Jadi, dengan adanya kegiatan yang berlangsung sampai tahun 2019 dan melibatkan 500 orang peserta itu, diharapkan bermunculan bibit-bibit potensial yang kelak bisa menjadi tulang punggung tim nasional putri Indonesia.

"Di kompetisi pelajar itu, PSSI akan memberikan bantuan sumber daya manusia dan, bersama pemerintah setempat, melakukan perbaikan stadion di kabupaten penyelenggara yaitu Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara," tutur Papat.

Adapun kerja sama antara PSSI dan Plan International terkait penyelenggaran kompetisi sepak bola pelajar perempuan di NTT dilakukan pada Senin. PSSI-Plan International sepakat menjalin kemitraan sampai tahun 2019.

Acting Deputy Country Director Plan International Indonesia Wahyu Triwahyudi mengatakan pihaknya akan memberikan keterampilan kepemimpinan dan hubungan antarpersonal, advokasi kesetaraan gender dan pencegahan perilaku berisiko. Seperti perundungan, penggunaan narkoba juga internet negatif, berpacaran tidak sehat, merokok dan dampak seks sebelum menikah. 

"Ini merupakan proyek pilot dan nantinya ada kemungkinan diterapkan di kabupaten lain," kata Wahyu.

Dia melanjutkan, dalam proyek pengembangan sepak bola perempuan di NTT tersebut, ada 40 guru atau relawan yang mendapatkan pelatihan khusus teknis sepak bola dan pengetahuan tentang perlindungan anak, gender dan lain-lain. Di luar sepak bola, kegiatan itu juga melibatkan 2.500 anak laki-laki dan perempuan, 200 guru dan 5.000 anggota masyarakat. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement