Djadjang Akui Sekarang Musim Terberat Melatih Persib

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman menyebut Liga 1 2017 adalah yang terberat selama ia melatih. Djadjang mengaku merasakan tekanan yang begitu tinggi terutama dari penggemar setia Persib.

"Ya. Ini musim terberat," kata Djadjang di Mess Persib, Selasa (13/6).

Djadjang melatih Persib sejak 2012 sampai sekarang. Ia sudah mengantarkan klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat itu menjuarai Liga Super 2014 dan Piala Presiden 2015.

Djadjang menyebut tekanan memang selalu ia rasakan selama menjadi pelatih, terlebih di Persib yang punya ratusan ribu suporter fanatik. Namun kali ini lebih berat karena ekspektasi bobotoh sangat tinggi.

Alasannya karena manajemen menghadirkan sejumlah pemain-pemain besar untuk Pangeran Biru. Persib memelopori klub Indonesia mendatangkan marquee player dengan mengontrak bekas pemain Chelsea Michael Essien dan Carlton Cole. Selain itu mereka juga mendatangkan bekas pemain Arema FC dan Feyenord Roterdam Raphael Maitimo.

Tapi pada awal musim, kehadiran penggawa baru tersebut belum memberikan kontribusi signifikan karena butuh adaptasi.

"Ekspektasi tinggi. Wajar karena banyak pemain bintang," ujar Djadjang.

Satu hal lagi yang membuat Djadjang merasa Liga 1 begitu berat adalah regulasi. PSSI mengharuskan setiap tim Liga 1 memainkan minimal tiga pemain U-23 di tim inti. Djadjang mengakui belum semua pemain Persib U-23 siap diturunkan di kompetisi utama bersama para senior.

Djadjang hanya puas dengan penampilan Gian Zola dan Febri Hariyadi. Tapi dua pemain ini juga kerap dipanggil membela timnas Indonesia U-22. Alhasil ia harus memakai pemain U23 lainnya Billy Keraf, Ahmad Basith, Agung Mulyadi, Henhen Herdiana, dan Angga Febriyanto. Padahal mereka belum memenuhi ekspektasi Djadjang.