REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegagalan tim nasional Indonesia U-23 pada kualifikasi Piala Asia U-22 2018 tidak berpengaruh terhadap masa depan Luis Milla Aspas di kursi pelatih. Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) menganggap pemecatan bukan jawaban dari kegagalan skuat Garuda Muda di Bangkok, Thailand.
Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono mengatakan PSSI masih percaya dengan kemampuan Milla menukangi skuat Merah Putih. Saat ini, federasi hanya menuntut agar pelatih dari Spanyol tersebut mengevaluasi hasil laga timnas yang selama ini dilakoni.
"Evaluasi untuk Milla (dari PSSI) saat ini adalah tentang performance (penampilan) timnas," ujar dia saat dihubungi Republika, pada Senin (24/7).
Evaluasi tersebut menyangkut ragam hal, mulai dari bagaimana cara memperbaiki permainan timnas agar lebih baik hingga tentang komposisi pemain yang seharusnya membuat timnas semakin kuat. Djoko mengatakan, evaluasi tersebut menjadi keharusan setelah timnas gagal di kualifikasi Piala Asia.
PSSI berpendapat proses memperbaiki kegagalan kualifikasi Piala Asia menjadi penting sebagai persiapan timnas menuju SEA Games 2017. "Evaluasi penampilan timnas ini sekarang menjadikan event SEA Games sebagai fokus utama," ujar Djoko.
PSSI, dalam kontrak kepelatihan Milla, memang tak menerangkan soal kualifikasi Piala Asia. Tapi, federasi nasional menebalkan keharusan Milla membawa timnas pulang medali emas SEA Games 2017.
Gelaran pesta olah raga tebesar di Asia Tenggara tersebut, akan digelar pada 19 sampai 31 Agustus mendatang di Kuala Lumpur. Timnas Garuda, di SEA Games nanti, kembali akan bertemu dengan Thailand di Grup B. Lawan lainnya yakni Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Timor Leste.
Djoko melanjutkan, melihat permainan skuat Garuda selama kualifikasi Piala Asia kemarin, PSSI masih optimistis bisa meraih target medali emas di SEA Games ke-29 tersebut. "Target medali emas di SEA Games, tidak berubah," kata dia mengakhiri.
Timnas Garuda U-23 mencatatkan kegagalan pertamanya di gelaran kompetisi resmi. Setelah membentuk timnas sejak Februari lalu, Milla bersama penggawa bentukannya turun lapangan di kualifikasi Piala Asia U-22 2018.
Gelaran di Thailand tersebut sudah usai pada Ahad (23/7). Hasilnya, Indonesia gagal memenuhi target lolos ke fase final Piala Asia U-22 2018, yang akan digelar di Cina pada Januari mendatang.
Dari tiga pertandingan selama penyisihan, skuat Garuda cuma mampu meraih posisi ke-3 dengan nilai klasemen empat. Nilai klasemen akhir tersebut didapat dari sekali kalah, satu kali menang, dan terakhir imbang.
Kekalahan timnas yang sulit diterima masyarakat Indonesia adalah saat putaran pertama melawan Malaysia. Timnas Garuda dibantai 0-3 dari timnas Harimau Melayu saat pertandingan di stadion Suphacalasai, Bangkok.
Skuat Indonesia sempat bangkit usai kekalahan tersebut, dengan membantai timnas Mongolia di putaran kedua. Laga ketika itu, berakhir dengan skor 7-0. Namun, di pertandingan terakhir, melawan timnas Gajah Perang, skuat Merah Putih tertahan imbang dengan skor tanpa gol.
Milla, usai pertandingan melawan tuan rumah, pada Ahad (23/7), mengaku kecewa dengan kegagalan pertamanya kali ini. Namun mantan pelatih Real Zaragoza di La Liga itu mengatakan, kegagalan skuat Garuda kali ini bukan lantaran penampilan skuatnya yang buruk.
Dia menyebut timnya belum dinaungi keberuntungan. "Saya melihat pemain-pemain saya, sudah bekerja keras dan bermain bagus," kata Milla dari Bangkok, kepada wartawan di Jakarta, Ahad (23/7).
Kegagalan ini harus dibayar pada SEA Games mendatang. Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi, pada Sabtu (8/7) lalu, pernah mengatakan, target medali emas di Malaysia harus berhasil diraih dan tidak bisa ditawar.
Sebab, timnas Indonesia, sudah lama tak berada di podium utama Asia Tenggara. Terakhir kali skuat Indonesia meraih medali emas saat SEA Games di Manila, Filipina, pada 1991.