REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ricko Andrean, korban pengeroyokan yang dilakukan oknum Bobotoh akhirnya mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung, Kamis (27/7) sekitar pukul 10.10 WIB. Kabar ini, membuat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil prihatin.
"Turut berduka cita, menyesalkan fanatisme yang berlebihan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan.
Emil mengatakan, ia menyalahkan fanatisme dengan kekerasan adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Hal ini, harus menjadi suatu pelajaran. "Kalau bola itulah tentang persatuan dan perdamaian," katanya.
Menurut Emil, seperti El Clasico di Spanyol, walaupun berlawanan berpuluh tahun tapi kalau nonton bola biasa aja. Namun, kita saat ini masih jauh dari semangat sportifitas. "Jadi ini pelajaran berharga, nyawa orang itu tidak bisa balik lagi, orang yang melakukan harus dapat balasan yang setimpal," katanya
Ricko sebelumnya sempat kritis dan menjalani perawatan intensif tim dokter Santo Yusuf. Ricko adalah korban pengeroyokan salah sasaran yang dilakukan oleh belasan oknum Bobotoh tidak bertanggung jawab saat pertandingan Persib kontra Persija Jakarta, Sabtu (22/7) lalu.
Ketika itu, Ricko bermaksud menolong seorang Bobotoh yang dipukuli karena disangka anggota The Jak Mania. Ia yang bermaksud menolong malah ikut dihakimi belasan oknum Bobotoh dengan brutal karena dikira sebagai anggota The Jak.
Insiden kebrutalan yang menimpa Ricko ini sempat mendapat perhatian skuat Persib. Sejumlah pemain Persib seperti Atep dan Kim Kurniawan serta manajer Umuh Muchtar menyempatkan menjenguk Ricko.