Kamis 27 Jul 2017 16:56 WIB

Pentolan Viking Harap tak Ada Lagi Kekerasan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Bobotoh melayat ke rumah Ricko Andrean (22 tahun) di Jalan Tamin Abdul Syukur, Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, Kamis (27/7). Ricko merupakan pendukung Persib yang meninggal saat terjadi keributan, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Bobotoh melayat ke rumah Ricko Andrean (22 tahun) di Jalan Tamin Abdul Syukur, Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, Kamis (27/7). Ricko merupakan pendukung Persib yang meninggal saat terjadi keributan, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Duka mendalam dirasakan oleh semua bobotoh dengan meninggalnya Ricko Andrean. Bobotoh Persib itu menjadi korban pengeroyokan salah sasaran yang dilakukan segelintir oknum bobotoh ketika pertandingan Persib kontra Persija Jakarta, Sabtu (22/7) lalu. 

Pentolan Viking, Agus Rahmat, berharap, ke depan tak ada lagi kekerasan dalam sepakbola di Indonesia. "Pertama ya sedih, ini harus jadi pelajaran buat semua suporter indonesia jangan ada lagi kekerasan dalam sepakbola Indonesia," ujar Agus kepada wartawan, Kamis (27/7).

Menurut Agus, kekerasan bukan menjadi solusi. Jadi, seharusnya jangan ada lagi korban kekerasan dalam sepakbola. Secara pribadi, ia pun turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.

"Semoga keluarga korban di berikan kesabaran dan ketabahan. Ini, harus menjadi pelajaran buat seluruh suporter Indonesia," katanya. 

Setelah empat hari menjalani perawatan di RS SantonYusuf Kota Bandung, Ricko Andrean (22 tahun) korban pengeroyokan sejumlah oknum bobotoh saat laga Persib- Persija di Stadion GBLA meninggal dunia, Kamis (27/7) sekitar pukul 10.00 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement