REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah putaran final Piala Asia U-19 2018 membuat pelatih tim nasional sepak bola U-19 Indra Sjafri ingin melampaui prestasinya pada turnamen serupa pada 2014. Saat itu, tim nasional U-19 yang masih diperkuat Paolo Sitanggang dan kawan-kawan berhasil lolos ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar, tetapi gagal lolos dari Grup B setelah kalah tiga kali dari tiga laga.
"Ini momen kedua saya di putaran final Piala Asia. Jadi saya ingin mendapatkan lebih dari hasil tahun 2014 dan berharap bisa lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2019," ujar Indra Sjafri, dikutip dari laman resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jakarta, Jumat (28/7). Indonesia diputuskan menjadi tuan rumah Piala Asia U-19 pada 18 Oktober-4 November 2018 oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam rapat Komite Kompetisi AFC, Selasa (25/7), di Kuala Lumpur, Malaysia.
Hal ini membuat tim nasional U-19 Indonesia yang dilatih Indra Sjafri dipastikan langsung lolos ke putaran final Piala Asia U-19 2018, dan membuat peluang untuk lolos ke Piala Dunia U-20 semakin terbuka. Syarat untuk lolos ke Piala Dunia U-20 2019 adalah bisa menjadi peringkat empat besar atau semifinalis Piala Asia U-19.
Namun, meski tak lagi menentukan, PSSI memastikan timnas U-19 akan tetap berlaga di kualifikasi Piala Asia U-19 2018 yang digelar 31 Oktober-8 November 2017 di Korea Selatan. Di kompetisi itu, Indonesia bergabung di Grup F bersama Korea Selatan, Malaysia, Timor Leste dan Brunei Darussalam.
PSSI pun menyiapkan lima stadion untuk mempertandingkan laga-laga Piala Asia U-19 yaitu Stadion Utama GBK Senayan di Jakarta, Stadion GBLA di Bandung, Stadion Patriot di Kota Bekasi, Stadion Wibawa Mukti di Kabupatan Bekasi dan Stadion Pakansari di Kabupaten Bogor. Penyerang tim nasional U-19, Indonesia Egy Maulana Vikri menganggap status tuan rumah menjadi keuntungan bagi Indonesia. "Kami akan berjuang semaksimal mungkin demi angan lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2019," tutur Egy.