Sabtu 29 Jul 2017 12:30 WIB

Jakmania-Bobotoh Bersatu di Stadion Patriot

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ungkapan belasungkawa dari bobotoh terus mengalir di rumah Ricko Andrean, Jalan Tamin Abdul Syukur, Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, Kamis (27/7). Ricko (22 tahun) merupakan bobotoh Persib yang meninggal saat terjadi keributan, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ungkapan belasungkawa dari bobotoh terus mengalir di rumah Ricko Andrean, Jalan Tamin Abdul Syukur, Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, Kamis (27/7). Ricko (22 tahun) merupakan bobotoh Persib yang meninggal saat terjadi keributan, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseteruan menahun antara pendukung Persija Jakarta, the Jakmania, dan suporter Persib Bandung, Bobotoh, telah berakhir. Setidaknya, hal itu bisa diawali dari aksi 1.000 lilin oleh kedua kelompok suporter tersebut di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7) malam. 

Puluhan the Jakmania dan Bobotoh kompak menyalakan lilin perdamaian dan bernyanyi bersama. Tidak hanya itu, mereka juga berangkulan, suatu pemandangan yang sangat langka. 

Aksi damai ini dilakukan, pascakematian pendukung Maung Bandung, Ricko Andrean oleh oknum Bobotoh. Mereka berharap, peristiwa memilukan ini menjadi tonggak awal perdamaian The Jakmania dengan Bobotoh.

"Tidak ada gunanya lagi untuk bersitegang. Cukup almarhum Ricko Andrean yang jadi korban terakhir perseteruan itu. Sudah saatnya kami berangkulan. Sepak bola adalah persahabatan," kata salah satu Bobotoh, Abes Anwar, dikutip dari laman resmi Persija, Sabtu (29/7).

Kemudian bagaimana kedua suporter tersebut bisa kompak untuk menyatakan aksi damai? Mereka sebelumnya saling berkomunikasi melalui internet. Lalu, mendapatkan respons yang positif dari semua pembaca dan anggota. 

Setelah itu, secara spontan mereka bertemu secara spontan di Bekasi. Lokasinya, di sisi luar stadion Patriot. "Kami yang dari Bandung langsung berangkat ke Jakarta. Alhamdulillah, meski kami datang terlambat, tapi sambutannya luar biasa. Kami kompak," kata Bobotoh dari Bandung, Adi.

Sementara itu alah satu The Jakmania yang hadir di acara tersebut, Tommy, merasa tidak ada manfaatnya bermusuhan terus menerus. Apalagi korban nyawa sudah berjatuhan. Apabila di lapangan, pemain sudah bersahabat, sementara kenapa yang di luar lapangan kami harus bermusuhan? "Harusnya kami malah bisa dipersatukan lewat bola. Banyak teman, banyak rezeki. Amin," kata Tommy menambahkan. 

Direktur Utama PT Persija Jaya Jakarta, Gede Widiade, Gede Widiade mendukung penuh aksi spontanitas tersebut. Gede Widiade juga berharap ini akan menjadi awal positif bagi sepak bola Indonesia. "Semoga bergulir ke seluruh lini, dan merupakan kejadian yang terakhir," kata Gede Widiade berharap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement