Ahad 30 Jul 2017 10:06 WIB

Ruediger Ingin Pelaku Rasisme Dilarang Masuk Stadion

Antonio Ruediger (kiri)
Foto: EPA/ALESSANDRO DI MARCO
Antonio Ruediger (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Antonio Ruediger, pemain yang didatangkan Chelsea seharga 29 juta poundsterling dari AS Roma, belum bisa melupakan perlakuan rasis di Italia. Ia kembali mendorong Federasi Sepak bola Dunia (FIFA) dan Federasi Sepak bola Italia (FIGC) untuk mengambil tindakan dengan cara melarang pelaku rasis berada di stadion. 

“Saya hanya ingin keadilan. Saya ingin FIFA dan FIGC memberikan hukuman kepada orang-orang yang melakukan tindakan rasis. Mereka harus dilarang masuk stadion atau dikenai denda," kata Ruediger dilansir dari Telegraph, Ahad (30/7). 

Ruediger, yang lahir dari seorang ayah Jerman dan ibu Sierra Leone, masih bisa mengingat perasaan buruk ketika ia menjadi sasaran ejekan rasis dari pendukung Lazio tahun ini. Komentator di stadion bahkan terpaksa meminta pendukung Lazio tenang selama derby Roma berlangsung.

Ini adalah insiden terburuk kedua yang dialami oleh pemain jebolan Akademi VfB Stuttgart di Ibu Kota Italia. Pada Desember lalu, Ruediger menjadi sasaran rasis melalui ucapan bek Lazio, Senad Lulic. 

Lulic menyebut pemain tim nasional Jerman itu sebagai penjual kaos kaki dan ikat pinggang di Stuttgart. Lulic dihukum larangan tampil satu laga sekaligus tindakannya menandai rasisme masih menjadi isu serius di Italia.

"Anda mungkin tidak bisa menempatkan diri Anda untuk memahami apa yang saya rasakan ketika itu," kata Ruediger. 

Ruediger menjelaskan dia berusaha menjaga konsentrasinya selama ejekan rasis berlangsung. Namun, dia juga kesal ketika orang menyarankan agar dia tetap tenang dan tidak melakukan apapun atas tindakan rasis tersebut. 

Dia menyatakan sangat mudah bagi orang mengatakan hal itu kalau tidak berkulit hitam dan tidak pernah mengalami apa yang dia alami. "Tapi, setiap manusia berbeda. Ada orang yang menerimanya, dan tidak bereaksi. Namun, ada yang memilih bereaksi. Saya bisa memahami keduanya," ujar Ruediger. 

Insiden rasisme juga pernah dialami Suley Muntari dari Pescara ketika menjadi sasaran pendukung Cagliari. Ruediger menjadi pemain yang kerap menyuarakan melawan rasisme. 

Di Inggris, Ruediger berharap suasana yang berbeda dari Italia. Pemain belakang berusia 24 tahun itu digadang-gadang bisa menggantikan peran mantan kapten Chelsea, John Terry, yang meninggalkan klub setelah dua dekade. 

Ruediger pun mengaku fokus memulai awal baru dalam persiapan membantu the Blues mempertahankan gelar Liga Premier. "Anda harus mempersiapkan diri untuk pertandingan yang menguras fisik. Ada banyan striker hebat di Liga Primer. Jamie Vardy, Lukaku. Mereka siap memberikan tantangan. Semua hal dalam liga ini bakal memberikan tantangan," kata dia. 

Ruediger telah melakoni debut tidak resmi bersama Chelsea pada laga pramusim menghadapi Inter Milan. Namun, the Blues harus menelan kekalahan 1-2 dari Inter pada turnamen pramusim International Champions Cup (ICC) 2017 di Singapura, Sabtu (29/7).

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement