Ahad 06 Aug 2017 19:13 WIB

PSSI Bantah Ada Rencana Hapus Sistem Degradasi di Liga 1

Rep: Bambang Noroyono / Red: Ratna Puspita
Pesepak bola Madura United (MU) Peter Ozase Odemwingie (kanan) berusaha melewati hadangan pesepak bola Persela Lamongan, Ahmad Birrul Walidan (kiri) dalam lanjutan laga Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (4/8).
Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
Pesepak bola Madura United (MU) Peter Ozase Odemwingie (kanan) berusaha melewati hadangan pesepak bola Persela Lamongan, Ahmad Birrul Walidan (kiri) dalam lanjutan laga Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mementahkan wacana tanpa degradasi dalam kompetisi Liga 1 2017. Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan, wacana menghilangkan regulasi tentang klub terlempar dari kasta utama dan promosi kesebelasan dari Liga 2 tak masuk akal dalam sistem kompetisi.

Ratu mengatakan, PSSI tetap pada regulasi yang menebalkan aturan tentang tiga tim degradasi dari Liga 1 dan promosi tiga kesebelasan Liga 2 pada tutup musim tahun ini. "Tidak ada (wacana penghapusan degradasi dan promosi). Regulasi tidak ada yang berubah," kata dia, kepada wartawan di Jakarta, pada Ahad (6/8).

Pada Kamis (3/8), operator Liga 1, dan Liga 2, PT Liga Indonesia Baru (LIB), melakukan evaluasi paruh musim kompetisi nasional. Dalam evaluasi yang juga melibatkan PSSI tersebut muncul wacana tentang penghapusan sistem degradasi dalam Liga 1. 

Penghapusan tersebut tentu berujung pada tak adanya kesebelasan yang akan dipromosikan dari Liga 2 ke kasta utama pada musim mendatang. Wacana itu, dikemukakan oleh CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin. Kepada Republika, pada Ahad (6/8), Munafri menyampaikan, wacana tersebut sebetulnya punya alasan.

Menurut dia, sistem kompetisi yang belum sempurna musim ini membuat tim yang terdegradasi menjadi tampak diperlakukan tak adil. Dia mengatakan, harus diakui kompetisi musim berjalan saat ini cuma sebagai uji coba dari sistem kompetisi yang diinginkan sempurna pada musim mendatang.

Menurut dia, salah satu bukti kompetisi musim saat ini yang belum sempurna yakni regulasi yang kerap diubah-ubah oleh federasi. Di antaranya, regulasi tentang keharusan lima pemain U-23 dalam setiap tim saat pertandingan. 

PSM menganggap aturan itu baik. Namun, belakangan PSSI justru mencabut pemberlakuannya. Soal lainnya, dia mengatakan, wasit yang dinilai kurang kompeten, dan penjadwalan pertandingan yang kerap berubah dari jadwal yang sudah disusun sejak  awal liga. 

Namun, alasan tersebut belum membuat para manajer dari masing-masing kesebelasan Liga 1 mencuatkan wacana penghapusan degradasi musim ini kepada LIB maupun PSSI. "Wacana ini, hanya pembicaraan di forum internal manajer-manajer saja. Kita belum sampaikan itu ke atas (LIB dan PSSI)," kata dia.

Sub Direktur bidang Hukum dan Kompetisi di LIB Tigor Shalomboboy menegaskan, wacana Liga 1 tanpa degradasi dan Liga 2 tanpa promosi tersebut tak pernah ada dalam rapat evaluasi LIB bersama klub-klub pada pekan lalu. "Wacana itu hanya sepihak saja dari PSM. Kami punya rekaman dan hasil rapat evaluasi, dan tidak ada sama sekali pembicaraan tentang itu," ujar dia.

Asisten Manajer Barito Putera Syarifuddin Ardasa mengatakan, wacana tanpa degradasi  dari PSM tersebut tak bisa diterima. Dia mengatakan, Liga 1 dan Liga 2, adalah kompetisi nasional yang mengharuskan adanya tim terlempar dari Liga 1, dan kesebelasan naik kelas dari Liga 2. 

"Tidak benar kalau seperti itu (penghapusan degradasi)," ujar dia. 

Apapun alasannya, dia mengatakan, Barito akan menolak keras tentang wacana tersebut. "Tentu kami tidak setuju dengan wacana itu. Liga 1 dan Liga 2 ini kompetisi. Bukan turnamen," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement