REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengimbau para bobotoh Persib Bandung tertib dan tidak menimbulkan gesekan saat pertandingan. Hal tersebut ditegaskan menjelang Persib Bandung menghadapi Sriwijaya FC dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Senin (4/9) .
Menurut Emil, sapaannya, imbauan ini dibuat berkaca pada insiden tewasnya suporter Catur Yulianto akibat terkena tembakan suar pada laga timnas Indonesia kontra Fiji. Ia meminta para suporter sadar dan berperan aktif menciptakan suasana kondusif dan aman.
"Para bobotoh, jangan menganggap tindakan Anda itu hanya untuk diri Anda saja dampaknya, Setiap kecerobohan, sok jagonya Anda itu mengakibatkan kerugian," ujar Emil di Pendopo Kota Bandung, Senin (4/9).
Menurutnya, setiap ulah oknum bobotoh, masyarakat dan fasilitas umum kerap dirugikan dan jadi korban. Bahkan, akibat kesewenangan itu, manajeman menerima konsekuensi berat.
"Siapa yang dirugikan? Sarana mungkin rusak, citra bobotoh jelek. Ketiganya, Persib harus bayar denda, duitnya dari mana? Bukan dari bobotoh, uangnya dari manajeman," katanya.
Emil melihat, kebiasaan para oknum bobotoh yang mengutamakan ego mendukung tim idolanya, selalu berlebihan. Oleh karena itu, berkaca pada beberapa kejadian, para bobotoh diimbau agar semakin dewasa.
"Gara-gara siapa? Gara-gara oknum yang bawa suar, rasis, lempar-lempar botol minuman, lari ke lapangan. Jadi jangan mengatasnamakan apapun," katanya.
Emil pun mengimbau, agar para bobotoh bisa dewasa belajar dari kejadian - kejadian sebelumnya. Karena, yang dirugikan orang lain.
"Kecuali ingin tanggung jawab sendiri, memibayai rumah sakit, bayar dendanya sendiri. Kalau tidak bisa, seperti peradaban bola yang lain, berprestasi dan penontonnya beradab," katanya.