REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunggu keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait tewasnya seorang suporter tim nasional Indonesia usai laga persahabatan Indonesia versus Fiji pada Sabtu (2/9) lalu.
"Laporan memang harus diberikan kepada FIFA maksimal 2x24 jam setelah kejadian. Setelah itu FIFA akan memprosesnya dan kemungkinan keputusan keluar minggu depan," ujar Sekretaris Jenderal Ratu Tisha Destria di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (5/9).
Ratu melanjutkan, PSSI sudah melaporkan semuanya melalui surat resmi secara terbuka kepada FIFA, termasuk rencana yang akan dilakukan untuk pertandingan persahabatan internasional selanjutnya. Selain itu, dia menyebut PSSI sudah menjalin komunikasi informal dengan FIFA.
"Kami melaporkan bahwa kejadian itu sifatnya insidental, tidak terjadi akibat dari kerusuhan atau keributan. Pertandingan sendiri berjalan dengan tertib," kata Ratu.
Seorang suporter di pertandingan persahabatan internasional Indonesia versus Fiji di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/9), meninggal dunia karena terkena kembang api yang diterbangkan dari tribun selatan ke tribun timur stadion persis usai laga. Korban tewas tersebut bernama Catur Yuliantono, warga Duren Sawit, berusia 32 tahun. Adapun pelaku sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.
Terkait peristiwa ini, PSSI pun menyatakan terus berusaha membenahi manajemen keamanan pertandingan sepak bola atau football security. "Ke depan kami pastikan manajemen laga bisa dilakukan secara lebih profesional, tentu disertai kerja sama dengan pemangku kebijakan lain seperti pemerintah, FIFA dan AFC," kata Ratu.
Tidak lupa PSSI pun mengapresiasi bantuan dari pihak Polri yang sigap mengawasi jalannya pertandingan sejak awal laga Indonesia versus Fiji sampai selesai, termasuk berhasil menangkap tersangka peluncur kembang api yang menewaskan Catur. "Sinergi antara Polri dan PSSI kami harap bisa ditingkatkan demi sepak bola yang lebih baik," kata Ratu.