REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Test event squash Indonesia Squash Junior 2017 sudah melewati hari kelima pada Kamis (14/9) di Siliwangi Squash Center, Bandung. Peningkatan kualitas NTO (national technical officer), yakni wasit-wasit lokal menjadi salah satu tujuan dari pelaksanaan test event "Road to Asian Games 2018" ini.
Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) bersama PB PSI berusaha menjadikan ajang yang diikuti para atlet nasional serta atlet dari dua negara jiran, Malaysia dan Singapura ini menjadi arena mengasah kemampuan menjadi pengadil di lapangan pertandingan. Terlebih, kompetisi squash di Tanah Air tergolong minim.
Washington Sinanggiling, selaku Director Sport, Medals, Culture & Services Department INASGOC menjelaskan bahwa setiap test event pasti dihadiri para technical delegate (TD) dan ITO (International Technical Officer).
"Oleh karena itu, seperti di squash ini, panpel dapat belajar dari para expert tersebut guna meningkatkan kualitas saat bertugas di Asian Games 2018," kata dia.
Menurut Brigitta Tieneke Kijono, manajer kompetisi test event squash, ajang ini diharapkan akan meningkatkan jam terbang sesuai dengan standar internasional squash.
"Harapan terbesar kami mempunyai wasit lokal yang bisa bertugas saat Asian Games. Target kami, setidaknya ada satu sampai dua NTO yang akan turun langsung langsung saat games times. Hal itu akan membanggakan nama Indonesia juga,” ujar dia.
Saat ini, bersamaan dengan penyelenggaraan test event, para wasit lokal tengah menjalani latihan peningkatan kualitas di bawah pengawasan Mohamad Arrffan. Wasit asal Singapura memiliki kualifikasi ITO dan juga menjabat sebagai Direktur Wasit Federasi Asia Tenggara. Arrffan dikenal sebagai wasit dan assesor yang sudah berkarier menjadi wasit squash sejak 1984.
Ia mengatakan saat ini wasit Indonesia belum mencapai standar internasional. Tapi, dia melihat ada satu dua kandidat wasit Indonesia yang berpotensi. Arrffan menyebutkan, menuju Asian Games 2018, ia menggelar pelatihan untuk wasit-wasit Indonesia menuju sertifikasi standar nasional selama dua tahun.
"Saat ini kami sedang mengejar sertifikasi wasit standar nasional. Kendala utama bagi wasit Indonesia adalah penguasaan Bahasa Inggris. Namun selama test event ini, kemampuan memahami istilah peraturan squash dan berbahasa Inggris mereka semakin membaik,” tutur Arrffan.
Menurutnya, dari ajang test event ini dapat memberikan pengalaman berharga dan memperbanyak jam terbang wasit Indonesia sehingga dapat mempraktikkan teori-teori tentang peraturan squash yang sudah mereka miliki.
"Saat games times, Indonesia dapat menjadi wasit pedamping dengan syarat memiliki sertifikasi nasional. Sebelumnya, wasit Indonesia juga sudah dilatih tidak hanya di test event ini tetapi juga pelatihan di Malaysiia, Singapuran dan Thailand,” tambahnya.
Penyerahan medali telah didistribusikan untuk kategori tunggal putra putri pada 12 September 2017 lalu dan Indonesia berhasil memperoleh satu medali emas dan satu perunggu di kategori putra, satu medali perunggu di kategori tunggal putri.
Adapun hasil sementara nomor tim putra di babak ketiga, Kamis (14/9), grup A posisi pertama masih ditempati Malaysia, diikuti Jateng, Sumsel dan Riau. Grup B pun posisi pertama masih ditempati DKI Jaya, diikuti Jabar, Singapura dan Kaltim.
Begitu pula di kategori putri, tidak ada perubahan posisi. Grup A, posisi pertama (sementara) ditempati Malaysia, diikuti Jabar, DKI Jaya, Riau. Grup B pertama (sementara) ditempati Kaltim, diikuti Singapura, Jateng dan Sumsel.
Hasil Babak Ketiga, Kamis 14 September 2017
Putra – Grup A
Malaysia vs Jateng2-1
Sumsel vs Riau3-0
Putra – Grup B
Jabar vs Kaltim2-1
Singapura vs DKI Jaya0-3
Putri – Grup A
Malaysia vs Jabar3-0
DKI Jaya vs Riau3-0
Putri – Grup B
Singapura vs Kaltim1-2
Sumsel vs Jateng0-3