Kamis 28 Sep 2017 11:08 WIB

Lunasi Denda kepada PSSI, Persib Tetap Keberatan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ratna Puspita
Dirigen Viking Yana Umar (kiri) mewakili bobotoh Viking menyerahkan koin secara simbolis untuk PSSI ke manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), di Graha Persib, Kota Bandung, Rabu (27/9). Uang recehan yang diserahkan bobotoh kepada manajemen Maung Bandung mencapai Rp 50 juta rupiah. Rencananya uang tersebut akan disumbangkan untuk tragedi kemanusiaan Rohingya.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dirigen Viking Yana Umar (kiri) mewakili bobotoh Viking menyerahkan koin secara simbolis untuk PSSI ke manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), di Graha Persib, Kota Bandung, Rabu (27/9). Uang recehan yang diserahkan bobotoh kepada manajemen Maung Bandung mencapai Rp 50 juta rupiah. Rencananya uang tersebut akan disumbangkan untuk tragedi kemanusiaan Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Persib Bandung mengatakan sudah melunasi denda Rp 50 juta kepada Komisi Displin PSSI karena adanya pemasangan koreografi Save Rohingnya oleh suporter saat pertandingan beberapa waktu lalu. Walau sudah membayarkan denda, Komisaris Persib Kuswara S Taryono menyebut Persib tetap merasa aneh dengan cara PSSI menjatuhkan hukuman sanksi.

Dia mengatakan PSSI tidak melakukan pemanggilan sebelum menjatuhkan sanksi. Seharusnya, menurut Kuswara, PSSI mengajak Persib, bahkan bobotoh, berdialog sebelum mengambil keputusan.

Kuswara memandang PSSI terlalu cepat mengambil keputusan menjatuhkan sanksi. Lagi pula, Kuswara melanjutkan, aksi koreografi Save Rohingya yang dibuat bobotoh murni karena panggilan rasa kemanusiaan, bukan bermaksud untuk menyampaikan pesan berbau politik.

"Kami jelas keberatan dengan putusan Komdis. Jadi aksi koreografi Save Rohingnya disebut ada unsur politis kami tidak sepakat. Dan idealnya kami dipanggil lebih dulu sebelum sanksi dijatuhkan," ujar Kuswara, Rabu (27/9).

Pemajangan koreografi Save Rohingnya dilakukan bobotoh saat Persib menjamu Semen Padang pada Sabtu (9/9). Tak sampai sepekan kemudian, Persib dikenai sanksi oleh PSSI yang merujuk kepada aturan FIFA yang melarang adanya penyampaian pesan di luar sepak bola saat pertandingan.

Karena sanksi tersebut, Bobotoh bereaksi dengan berinisiatif mengumpulkan koin untuk membantu manajemen membayarkan denda kepada PSSI. Total koin untuk PSSI dikumpulkan bobotoh senilai Rp 153 juta.

Sebanyak Rp 50 juta untuk membayar denda dan sisanya Rp 103 juta untuk disalurkan kepada umat Muslim Rohingya yang menjadi korban keganasan pemerintah Myanmar. Namun semua uang koin yang terkumpul pada akhirnya diperuntukkan buat Rohingya karena Persib sudah melunasi denda kepada PSSI terlebih dahulu.

Kuswara mengatakan denda Rp 50 juta sudah dilunasi manajemen Maung Bandung walaupun suporter mereka sedang mengumpulkan dana untuk membantu pembayaran. Dia mengatakan manajemen Persib melunasi denda tersebut karena tak mau membebankan kepada suporter.

Dalam surat resmi Komdis, Kusrwara menuturkan, yang didenda adalah Panitia Pelaksana yang berada di bawah nauangan manajemen Persib, bukan suporter yang membuat koreografi. "Kami mengacu pada surat denda. Kami disebut melanggar pasal 64 ayat 3 dianggap telah mengaitkan sepak bola dengan ranah politik. Jadi kami realisasikan denda itu. Kami tak mau bebankan bobotoh," kata Kuswara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement