REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angkat besi menjadi salah satu cabang andalan Indonesia di ajang Asian Games 2018. Satu medali emas dibebankan kepada para lifter Indonesia di ajang multievent olah raga terbesar di Benua Asia itu.
Untuk mencapai target tersebut, Pengurus Pusat Persatuan Angkat Besi/Berat dan Binaraga Indonesia (PP PABBSI) akan melakukan uji coba ke Los Angeles, Amerika Serikat.
Ketua Bidang Pembinaan dan prestasi PP PABBSI nomor angkat besi Alamsyah menyatakan telah merencanakan untuk mengikutkan para atletnya pada kejuaraan dunia angkat besi di Los Angeles pada 23 November hingga 5 Desember 2017.
"Pelatnas kami akan dimulai 1 Oktober 2017, saat ini masih menunggu Surat Keputusan dari Satlak Prima. Kami mengajukan 16 orang lifter, delapan putra dan delapan putri. Tahun ini pelatnas kami pusatkan di Jakarta," ujar Alamsyah kepada Republika.co.id, Jumat (29/9).
Alamsyah menambahkan, untuk tahun 2018, pihaknya juga sudah mengajukan proposal ke Satlak Prima. Tahun depan, para lifter andalan Indonesia akan uji coba ke Peru dan Pyongyang. Selain uji coba, mereka juga akan menjalani training camp selama satu bulan di Jepang.
"Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 menawarkan kepada kami untuk melakukan training camp di sana selama satu bulan. Kami merencanakan satu bulan sebelum Asian Games 2018 training camp di Jepang. Sehingga peak performance kami targetkan saat Asian Games 2018," ujar Alamsyah.
Untuk target satu emas, menurut Alamsyah, akan dikawal hingga tercapai. Asian Games, lanjut dia, lebih berat dari ajang olimpiade. Pasalnya, kekuatan angkat besi dunia ada di Asia.
Selain itu, sambung Alamsyah, Asian Games memberi kuota atlet lebih banyak, yakni 14 lifter setiap negara, sedang di olimpiade hanya 10 lifter. "Jadi pasti lebih berat."