REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan arsitek Barcelona, Pep Guardiola berusaha meredakan tensi akibat digelarnya referendum di Katalunya. Ia meminta publik memahami pemahaman orang Katalan atas referendum ini.
"Kami tidak ingin mereka berpikir bahwa kami tidak menyukai Spanyol. Spanyol negara luarbiasa dengan literatur, olahraga, dan kotanya. Tapi harus dimengerti ada populasi yang menginginkan untuk memutuskan masa depan sendiri," kata Guardiola dalam wawancara dengan Catalunya Radio dan RAC1.
Guardiola merupakan warga asli Katalunya. Ia lahir di Santpedor, kota kecil di Katalunya tengah, 46 tahun lalu. Meski membela timnas Spanyol, Guardiola tak melupakan darah Katalannya.
Ia gusar dengan pemberitaan medua yang menunjukkan kekerasan di sekitar lokasi pemungutan suara. Pelatih Manchester City ini percaya itu bukanlah kenyataan sebenarnya. Guardiola menegaskan, Spanyol boleh mencoba menutupi kenyataan, tapi media lain di dunia akan menunjukkan fakta sebenarnya.
"Saya membaca di El Pais bahwa ada petugas polisi yang cedera. cedera oleh apa? Pemungutan suara? Kebalikannya, karena mereka telah membuat orang-orang cedera dengan peluru karet yang ilegal di Katalunya," ungkap Guardiola.
Ia menyebut pemerintah Spanyol harus bertanggung jawab atas kerusuhan dan cedera yang diderita warga Katalunya akibat tindakan represif pihak keamanan.