Senin 02 Oct 2017 15:29 WIB

Menyoroti Inkonsistensi Persib Bandung

Striker Persib Bandung Ezechiel Ndouasel pada pertandingan Gojek Traveloka Liga 1 antara Persib Bandung melawan Bali United, Kamis (21/9) di Stadion Si Jalak Harupat, Kab Bandung.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Striker Persib Bandung Ezechiel Ndouasel pada pertandingan Gojek Traveloka Liga 1 antara Persib Bandung melawan Bali United, Kamis (21/9) di Stadion Si Jalak Harupat, Kab Bandung.

Oleh Febrian Fachri

Wartawan Republika

Persib Bandung merupakan salah satu tim yang difavoritkan menjadi juara Liga 1 2017 sejak awal musim. Faktor penguatnya adalah Maung Bandung berstatus juara Liga Super 2014, yang merupakan kompetisi resmi sebelum FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia. Alasan lainnya, Persib juga menjuarai ajang Piala Presiden 2015. 

Untuk mempersiapkan tim di Liga 1, Persib mendatangkan pemain-pemain berkelas seperti Michael Essien, Carlton Cole, dan Raphael Maitimo.

Tapi sampai memasuki pekan ke27 Liga 1, Persib masih berkutat di papan tengah. Pangeran Biru bercokol diperingkat 10 dengan poin 36 angka. Tertinggal cukup jauh, yakni 20 poin, dari pimpinan klasemen Bhayangkara FC.

“Persib tim besar. Kami sejak awal optimistis juara. Tapi dalam perjalanan (kompetisi) seperti ini, ya kami harus menerima, kata Komisaris Utama Persib Bandung Zainuri Hasyim, di Bandara Husein Sastranegara, Senin (2/10).

Performa Persib hanya bagus diawal-awal pekan awal Liga 1. Setelah tujuh partai awal tak terkalahkan, Maung Bandung mulai inkonsisten. Persib harus puas duduk di papan bawah di klasemenparuh musim. Penyebabnya saat itu, kelangkaan striker andal. 

Carlton Cole tak sesuai dengan pola permainan Persib. Segio van Dijk diterpa cedera  berkepanjangan. Sulit meraih kemenangan di beberapa laga menjelang paruh musim membuat pelatih Djadjang Nurdjaman mengundurkan diri pada Juli lalu.

Performa Persib mulai membaik begitu putaran kedua dimulai. Persib mendepak Cole dan mendatangkan Ezechiel NDouassel. Tapi kali ini yang menjegal langkah Persib naik ke papan atas adalah banyaknya hasil seri. Dari sembilan pertandingan di putaran kedua yang sudah berlangsung, Persib hanya membukukan tiga kemenangan. 

Kemenangan tersebut rata-rata didapatkan Persib dari tim-tim papan bawah seperti PS TNI, Persegres Gresik United dan Sriwijaya FC. Selebihnya Pangeran Biru hanya memetik hasil imbang dengan Arema FC, Persipura Jayapura, Semen Padang,Bali United, Bhayangkara FC dan teranyar Persiba Balikpapan.

Menurut gelandang Persib Kim Kurniawan, sebenarnya permainan Persib di putaran kedua jauh lebih baik ketimbang di putaran pertama. Pemain darah campuran Indonesia-Cina-Jerman itu merasa kesolidan sudah sangat baik di internal Maung Bandung. 

Mental mereka pun, dia mengatakan, sudah sangat berbeda. Persib selalu dapat menghindari dari kekalahan walau kerap tertinggal lebih dulu dari lawan.

Persib nyaris saja kalah dari Semen Padang, Bhayangkara dan Persiba. Tapi kegigihan tim yang kini dilatih Emral Abus selalu berhasil membalas gol-gol lawan dan memaksakan hasil imbang dengan tiga tim tersebut.

“Kalau solid kami sudahsangat solid. Hasilnya saja yang belum memuaskan. Mudah-mudahan setelah inibisa lebih baik lagi,” ujar Kim.

Target Persib kali ini bukan lagi gelar juara. Klub yang bermarkas di Jalan Sulanjana Bandung itu hanya ingin finis di peringkat lima besar klasemen akhir. Kebetulan jarak Persib dengan klub peringkat lima Persipura Jayapura hanya 11 angka. Persib punya delapan laga lagi untuk mewujudkan hal tersebut.

Total dari 26 laga di Liga 1,Persib membukukan delapan kemenangan, 12 hasil imbang dan enam kali kalah. Maun gBandung mencatatkan 34 gol dan menderita 25 kebobolan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement