Kamis 12 Oct 2017 14:11 WIB

'Adu Kungfu' di Play-Off Liga 2

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Liga 2
Foto: Idezia
Liga 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi kasta kedua Liga Indonesia atau Liga 2 2017 mendekati putaran akhir. Saat ini, sebanyak 17 tim siap menghadapi babak play-off, termasuk Persewangi dan PSBK Blitar yang menjalani play-off khusus. 

Sayangnya, babak playoff baru berjalan satu putaran, sejumlah insiden memalukan terjadi. Di antaranya "adu kungfu" antarpemain, ofisial tim dan juga suporter di tengah lapangan.

Dimulai dengan laga play-off khusus, antara Persewangi menghadapi PSBK Blitar di Stadion Kanjuruhan Malang, Selasa (10/10) lalu. Bahkan laga yang dipenuhi adegan jotos itu tidak sampai menit ke-90. Itu disebabkan pada menit ke-86 terjadi keributan, dan wasit memutuskan untuk tidak bisa melanjutkan pertandingan. 

"Itu bukan pertandingan sepak bola tapi Smack Down, tinggal kasih ring saja," ujar pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi, saat dikonfirmasi, Kamis (12/10).

Sebenarnya tanda-tanda kericuhan itu sudah tercium pada menit ketiga babak pertama. Wasit Suhardiyanto mengusir Didik Ariyanto bersama Kapten PSBK, Aditya Wahyudi akibat saling tonjok di lapangan. Menginjak menit ke-15 kerusuhan dimulai, ketika Deki Rolias Candra dikartu merah karena melakukan tekel brutal kepada pemain PSBK.

Akibatnya, adegan adu kunfu antar pemain pun dimulai dan merembet ke bangku cadangan. Kemudian kericuhan lebih besar kembali terjadi menginjak menit ke-82, usai PSBK menjebol gawang Persewangi. Pemain cadangan pun turut ambil peran dengan merangsek ke tengah lapangan dan saling tendang maupun pukul tidak terelakkan.

Sebenarnya, laga untuk kemenangan WO PSBK itu sempat dilanjutkan tapi kembali terhenti pada menit ke-86. Itu terjadi, karena wasit tidak memberi tendangan bebas setelah pemain Persewangi dijatuhkan tepat satu meter di luar kotak penalti. Wasit pun enggan melanjutkan laga yang masih menyisakan empat menit waktu nornal.

Akibat pertunjukan kungfu tidak pada tempatnya, Komisi Disiplin (Komdis) memutuskan pertandingan tersebut dianggap telah selesai pada menit ke-86. Kemudian Persewangi dihukum kalah 3-0 dan denda sebesar Rp100 juta. Namun pihak Persewangi tak takut dengan ancaman tersebut. "Saya tidak takut jika nanti terkena skorsing dan tidak bisa melatih lagi. Tapi, semua di balik ini harus dibuka," keluh Bagong.

Ternyata adegan adu kungfu terjadi pada laga lain, kali ini episode Persita Tangerang kontra PSMS Medan. Sebenarnya pertandingan yang digelar di Stadion Mini Persikabo, Bogor, Rabu (11/10) berjalan normal untuk kemenangan PSMS Medan 1-0 lewat gol Gusti Sandria.

Namun setelah pertandingan selesai, pendukung Persita yang tergabung dalam Ultras Casual turun ke pinggir lapang dan melempar tribun yang diisi oleh supporter PSMS Medan, mayoritas Divif 1 Kostrad Cilodong. Kemudian pihak supporter PSMS Medan turun ke lapangan mengejar Ultras Casual.Maka bentrokan pun tidak terhindarkan.

Oknum pendukung PSMS Medan menyerang pendukung Persita Tangerang dengan brutal. Bahkan, mereka mengejar pendukung Persita hingga tribun utara, dan sejumlah pendukung Persita menjadi korban. Para korban sempat dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat.

Hasil pertandingan membawa Ayam Kinantan, julukan PSMS Medan, lolos ke babak 8 besar Liga 2 menemani PSIS Semarang dari Grup B. PSIS Semarang menang 3-0 atas Persibat Batang di waktu yang sama di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jawa Tengah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement