Senin 16 Oct 2017 12:02 WIB

Selain Huda, Ini 3 Pesepak Bola yang Meninggal Setelah Insiden di Lapangan Hijau

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda (tengah) memasuki lapangan sebelum pertandingan melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10).
Foto: Rahbani Syahputra/Antara
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda (tengah) memasuki lapangan sebelum pertandingan melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepak bola Indonesia kembali diselimuti awan duka. Kali ini, kabar sedih datang dari tanah Lamongan, tempat tim berjuluk Laskar Joko Tingkir bermarkas. Kiper legendaris sekaligus kapten Persela Lamongan mengembuskan nafas terakhir saat membela timnya menjamu Semen Padang di Stadion Surajaya, Ahad (15/10) sore WIB. 

Choirul Huda yang dikenal setia dengan Persela itu mengalami benturan dengan rekannya satu timnya, Ramon Rodrigues pada pengujung babak pertama. Huda sempat meringis, tak lama kemudian jatuh pingsan. 

Ia dilarikan ke RSUD Soegiri, Lamongan. Namun tragis, setelah mendapatkan penanganan, dokter di rumah sakit tersebut menyatakan Huda meninggal dunia sekira pukul 17.15 WIB. Huda dianggap sebagai legenda Persela karena sepanjang kariernya hanya membela Laskar Joko Tingkir.

Huda bukan pesepak bola pertama yang meninggal setelah terlibat insiden di lapangan hijau. Setidaknya, ada tiga pemain yang pernah berkarier di Liga Indonesia harus mengembuskan nafas terakhirnya ketika bertanding. Mulai dari Eri Irianto pada tahun 2000 hingga Akli Fairuz pada 2014 silam.

Berikut ini 3 pesepak bola Indonesia yang meninggal setelah terlibat insiden di lapangan hijau.

1. Eri Irianto 

Gelandang Persebayao meninggal dunia saat membela timnya menjamu PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November, 3 April 2000 silam. Ihwal kematian pemain kelahiran 12 Januari 1974 itu sama seperti yang dialami oleh Choirul Huda, Eri Irianto bertabrakan dengan pemain PSIM, Samson Noujine Kinga. Dia sempat tak sadarkan diri dilarikan ke rumah sakit. Namun pada malam harinya, Eri Irianto mengembuskan napas terakhir karena serangan jantung di Rumah Sakit Dokter Soetomo. 

Kepergian Eri Irianto meninggalkan duka mendalam untuk Persebaya dan penggemaranya. Sebagai bentuk penghormatan, pihak manajemen pun memensiunkan nomor punggung 19 milik almarhum. Bahkan namanya juga digunakan sebagai mes tim Persebaya. Sebelum membela Persebaya, almarhum sempat merumput di Malaysia, bergabung dengan Kuala Lumpur FA. Dia mengawali kariernya bersama Petrokimia Putra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement