Senin 16 Oct 2017 16:47 WIB

Edy Janji Investigasi Terbuka Tewasnya Suporter Persita

Rep: Bambang Noroyono / Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) menyalami penonton seusai melihat pertandingan 16 besar Liga 2 antara kesebelasan PSMS melawan PSIS Semarang di Stadion Teladan, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/10).
Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) menyalami penonton seusai melihat pertandingan 16 besar Liga 2 antara kesebelasan PSMS melawan PSIS Semarang di Stadion Teladan, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Edy Rahmayadi berjanji melakukan investigasi terkait wafatnya Banu Rusman, suporter Persita Tangerang. Perwira bintang tiga itu pun menjanjikan penyelidikan kasus kerusuhan dengan suporter PSMS Medan dari kalangan militer aktif itu dilakukan terbuka.

“Apakah pernah prajurit ini tertutup? HUT TNI saja terbuka seperti itu kok,” kata Edy saat jumpa pers di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), di Jakarta, pada Senin (16/10). 

Dia mengatakan hasil investagasi kasus tersebut akan disampaikan ke khalayak. “Orang kejadiannya juga di muka umum,” ujar dia.

Banu Rusman tewas setelah dirawat seharian di RSUD Cibinong, Bogor, Kamis (12/10). Wafatnya remaja 17 tahun itu setelah sehari sebelumnya, pada Rabu (11/10), menjadi korban kerusuhan antarsuporter sepak bola. 

Banu yang merupakan suporter Persita dipukuli para pendukung PSMS yang didominasi prajurit aktif dari Divif 1 Kostrad Cilodong. Selain korban tewas, sebanyak 17 suporter Laskar Cisadane, juga mengalami luka-luka. 

Edy, yang juga Ketua Umum PSSI itu meminta kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bekerja objektif. Menurut Edy siapapun yang bersalah tetap harus dihukum. Termasuk jika para prajuritnya yang terbukti melakukan kekerasan.

Namun, sepekan setelah kejadian tersebut, investigasi yang dilakukan Pangkostrad dan PSSI, sampai hari ini belum ada hasilnya. Orang-orang yang diduga terkait dalam kerusuhan itu pun belum ada.

Menurut Edy menjelaskan, sulit mendefenisikan korban dalam kerusuhan tersebut. Dia bersikukuh para prajuritnya juga korban. Sebanyak 15 serdadunya mengalami bocor-bocor di bagian kepala akibat dilempari batu para suporter tuan rumah.

Edy menambahkan dia tak suka menyebut kerusuhan itu melibatkan institusi militernya. Apalagi, dia mengatakan, suporter yang terlibat ada juga dari kalangan sipil. 

Sementara ini, Edy menegaskan, cuma bisa memerintahkan semua prajurit Kostrad agar tak menonton sepak bola ke dalam stadion.   “Sebagai Panglima Kostrad, saya akan melarang prajurit Kostrad sebagai suporter yang bersifat kolektif,” kata Edy. 

Dia mengatakan, larangan itu berlaku di semua pertandingan sepak bola di Indonesia. “Itu kewenangan saya,” ujar dia.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (kanan) dan Ketua PSSI Edy Rahmayadi (kiri) di kantor Kemenpora pada Senin (16/19). Rapat yang berlangsung selama satu jam itu membahas isu-isu terkini sepak bola.

Edy berada di Kemenpora pada hari ini untuk melaporkan beberapa kejadian sepak bola nasional belakangan ini. Selain soal pengusutan tewasnya Banu, dia juga menyampaikan peristiwa meningganya kiper Persela Lamongan Choirul Huda, saat laga menjamu Semen Padang FC, Ahad (15/10).

Pada kesempatan itu, Menpora Imam Nahrawi juga menyampaikan, agar PSSI meningkatkan fungsi keamanan dalam setiap laga di Liga 1 maupun Liga 2. Dia mengatakan Edy selaku ketum PSSI sudah menegaskan bahwa investigasi akan dilakukan. “Komisi Disiplin pun akan bekerja,” ujar dia. 

Imam berharap, agar hasil investigasi tersebut, dapat membuat kompetisi sepak bola di Indonesia semakin baik dan aman. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement