Senin 16 Oct 2017 22:18 WIB

PSSI Imbau Agar Motivasi Klub untuk Menang tak Berlebihan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (kiri) dan Ketua PSSI Edy Rahmayadi (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan rapat di kantor Kemenpora pada Senin (16/19). Rapat yang berlangsung selama satu jam itu membahas isu-isu terkini sepak bola.
Foto: Republika/Bambang Noroyono
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (kiri) dan Ketua PSSI Edy Rahmayadi (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan rapat di kantor Kemenpora pada Senin (16/19). Rapat yang berlangsung selama satu jam itu membahas isu-isu terkini sepak bola.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi menilai persaingan antarkesebelasan di semua liga semakin meningkat menjelang kompetisi sepak bola nasional berakhir. Dia pun mengimbau agar motivasi para penggawa kesebelasan peserta kompetisi untuk menang tak membuat celaka para pemain dan juga suporter.  

Edy mengatakan, persaingan antarklub di Liga 1 serta Liga 2, dan bahkan Liga 3, semakin ketat. Tak sedikit pula yang memunculkan kekerasan, baik di dalam lapangan saat pertandingan, maupun saat di luar stadion yang melibatkan antarsuporter.

Namun, Edy mengatakan, agar usaha para kesebelasan untuk menang, tetap menjaga sportivitas dan keamanan. Terutama antar pemain. “Saya acungi jempol motivasi klub-klub untuk menang (dalam pertandingan). Saya apresiasi itu. Hanya belakangan ini menjadi agak berlebihan,” kata dia, saat jumpa pers di Kemenpora, Jakarta, pada Senin (16/10).

Edy mengatakan, segala hal yang berlebihan akan menjadi masalah. “Ini yang akan kami evaluasi,” kata dia. 

Menurut dia, yang menjadi sebab ragam peristiwa sepak bola yang tak kondusif dalam beberapa pekan ini, tak lain dampak tingginya persaingan antar klub menjelang akhir liga. Edy, yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menerangkan, intensitas tinggi antarklub dilatari oleh penerapan regulasi kompetisi liga yang kompetitif seperti sistem klub degradasi dan promosi.

Di Liga 1 2017, tersisa lima pekan pertandingan lagi sebelum pungkas. Ada tiga klub terbawah yang saat ini terancam terlempar dari kompetisi kasta utama ini tahun depan. Tiga posisi tersebut akan ditempati tiga tim teratas yang saat ini berkompetisi di Liga 2.

Tiga slot Liga 1 yang disediakan untuk tim-tim Liga 2 tersebut membuat kompetisi kasta madya tampak brutal dan kerap ricuh. Bahkan, saat ini operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB) terpaksa menunda pelaksanaan babak perempat final Liga 2 lantaran alasan situasi yang belum kondusif usai kerusuhan antar suporter Persita tangerang dan PSMS Medan. 

Intensitas di lima besar Liga 1 pun tampak sengit. Sampai pekan ke-29, lima kesebelasan teratas di Liga 1 belum ada yang memastikan sebagai pemegang gelar juara. 

Sebab, para kesebelasan itu, masih punya selisih angka klasemen yang rapat. Kelimanya masih sama-sama punya peluang menjadi juara dalam lima pertandingan yang tersisa sebelum pungkas pada pekan ke-34 mendatang.

Kerasnya Liga 1 pun tampak dari betaburannya kartu kuning dan merah akibat sejumlah pelanggaran saat pertandingan. Laman LIB menyebutkan, sampai pekan ke-29 Liga 1 tercatat sebanyak 1.126 kali kartu kuning dan 45 kali kartu merah.

Edy menyarankan agar menjelang kompetisi berakhir musim ini, para penggawa dari semua kesebelasan  di Liga 1 dan Liga 2, maupun Liga 3, saling menjaga untuk tak mencelakai satu dan lainnya. Apalagi, dia mengatakan, baru-baru ini sepak bola Indonesia kehilangan salah satu pemain terbaik dari Persela Lamongan, Choirul Huda, yang meninggal dunia usai berbenturan saat bermain menjamu Semen Padang, Ahad (15/10). 

Begitu juga, Edy mengatakan, para suporter yang menjadi pemain ke-12 bagi masing-masing kesebelasan. Dia mengimbau agar suporter tetap memberikan dukungan dengan cara-cara dewasa dan saling menjaga situasi kompetisi yang kondusif. 

Edy tak mau persaingan keras antar klub, merembet kepada aksi tawuran antarsuporter seperti yang menewaskan Banu Rusman dalam laga Liga 2 baru-baru ini. 

Menpora Imam Nahrawi, dalam kesempatan yang sama, juga meminta agar PSSI semakin mempertajam peran dan fungsinya sebagai penyelenggara kompetisi. Dia menuturkan dengan tingginya persaingan antar klub di semua liga musim ini menjadi ujian bagi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menerapkan aturan hukum seadil-adilnya.

Menurut dia, sejumlah insiden dalam sepak bola setahun ini, menjadi pelajaran penting bagi Komdis PSSI. Terutama untuk tetap menjaga sportifitas sepak bola nasional. “Saya mengharapkan, agar PSSI dan Komisi Disiplin diperkuat fungsinya,” ujar dia. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement