Selasa 17 Oct 2017 08:25 WIB

Kematian Choirul Huda, PSSI tak Buru-Buru Salahkan Tim Medis

Rep: Ali Mansur/ Red: Endro Yuwanto
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda mendapatkan perawatan medis saat laga melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10). Choirul Huda meninggal dunia karena mengalami cedera usai berbenturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues pada laga tersebut.
Foto: Rahbani Syahputra/Antara
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda mendapatkan perawatan medis saat laga melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10). Choirul Huda meninggal dunia karena mengalami cedera usai berbenturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues pada laga tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menyatakan, PSSI sedang melakukan pendalaman terhadap tim medis terkait meninggalnya penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda. Dari hasil pendalaman tersebut akan menjadi modal bagi PSSI untuk memperbaiki kualitas medis pertandingan ke depannya.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden AFF itu tidak ingin ada lagi para pemain yang harus meregang nyawa karena pertandingan sepak bola.

"Saya secara pribadi sudah diskusi juga dengan ketua umum, komite medis, dan tim di PSSI. Kami akan melakukan pendalaman soal kasus ini agar ke depan penanganan yang demikian itu menjadi lebih efektif," ujar Joko saat ditemui di Kemenpora, Senin (16/10)

Meski demikian, kata Joko, PSSI tak buru-buru untuk membuat penilaian tentang bagaimana penanganan yang bersangkutan. Ia menilai, setiap kecelakaan di lapangan, tingkat kesulitan kecelakaan, dan penanganannya harus berbeda-beda. Hal itu karena kemampuan setiap klub berbeda-beda dalam hal peralatan medis. "Hanya saja, rumah sakit terdekat itu mutlak bagi panpel pertandingan."

Oleh karena itu, Joko enggan menyalahkan prosedur medis sebagai sebab tidak tertolongnya nyawa Choirul Huda. Tapi pihaknya terlebih dahulu melihat dan serta mencermati hasil pendalaman yang dilakukan oleh PSSI. "Jangan spekulasi dahulu, kan masih didalami. Belum-belum sudah mengancam ini-itu," jelasnya menanggapi pertanyaan awal media.

Joko melanjutkan, memang ada yang berpendapat bahwa kasus itu seharusnya selesai di lapangan tidak harus dibawa ke rumah sakit dan seterusnya. Namun sementara pihaknya melihat bahwa regulasi medis yang disiapkan oleh panitia di setiap pertandingan sudah sesuai dengan aturan yang ada. Hanya saja yang masih menjadi kendala bagi PSSI, yakni masalah penanganan.

Bahkan, Joko mengatakan, PSSI juga akan melakukan diskusi, tidak hanya internal tapi juga dengan FIFA. Hal itu untuk membantu permasalahan seperti yang dialami oleh Choirul Huda. Ia beralasan, banyak kejadian di lapangan, mulai dari cardiac death, ada jantung, ada benturan di kepala, perut, dan lain-lain. "Tentunya FIFA berpengalaman dengan kejadian-kejadian itu," ucap pria asal Ngawi tersebut.

Sebelumnya kiper legendaris sekaligus kapten Persela Lamongan mengembuskan nafas terakhir saat membela timnya menjamu Semen Padang di Stadion Surajaya, Ahad (15/10) sore WIB. Choirul Huda yang dikenal setia dengan Persela itu mengalami benturan dengan rekannya satu timnya, Ramon Rodrigues, dan striker Semen Padang Marcel Sacramento di pengujung babak pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement