Sabtu 21 Oct 2017 12:15 WIB

Madura United Terima Sanksi PSSI

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Achsanul Qosasi,
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Achsanul Qosasi,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Madura United mengaku bersalah atas sejumlah insiden saat laga menjamu Pusamania Borneo (PB) FC, pada Jumat (13/10). Manajemen Laskar Sapeh Kerrap pun menerima sanksi yang diputuskan Komisi Disiplin (Komdis) di PSSI atas insiden tersebut, Jumat (20/10). 

Presiden Madura United Achsanul Qosasi mengatakan manajemen di Pamekasan sudah menerima putusan resmi dari Komdis PSSI tersebut. Meski ada yang tak konsisten dalam sanksi tersebut, dia mengatakan, Madura United siap menjalankan hukuman tersebut.

“Walaupun Komdis PSSI juga tidak disiplin dalam penentuan besaran sanksi, tapi kami (Madura United) tetap menerima,” kata Achsanul lewat pesan singkatnya kepada Republika, pada Jumat (20/10). 

Ia menambahkan, sejumlah insiden saat itu, memang patut diganjar hukuman.  “Apa yang kami lakukan memang salah dan kami tidak akan mengulangi lagi,” ujar dia. 

Ia pun memastikan kesebelasannya tak akan mengambil upaya melawan keputusan dari pengadil internal itu ke Komite Banding. “Nggak perlu,” kata dia menambahkan.

Komdis PSSI pada Jumat (20/10) mengeluarkan putusan sanksi sepanjang pekan terakhir di kompetisi sepak bola nasional. Ada sebanyak 13 macam putusan yang dikeluarkan dewan pengadil tersebut. Lima putusan di antaranya dialamatkan kepada Madura United.

Dalam penjelasannya, Komdis mengatakan Madura United terbukti melakukan kesalahan saat laga pekan ke-29 Liga 1 2017, ketika menjamu PBFC pada Jumat (13/20). Laga yang digelar di stadion Ratu Pamelingan itu diwarnai sejumlah insiden tak sportif dan anarkistis yang dilakukan para ofisial, pemain dan suporter tuan rumah.

Komdis mengatakan, insiden tersebut yaitu berupa pelemparan terhadap wasit dan asisten wasit saat laga yang dilakukan suporter. Bahkan dikatakan, sejumlah ofisial dan satu pemain yang nekat berbuat anarkistis berupa menyepak dan memukul wasit pertandingan. 

Atas insiden tersebut, Madura United mendapatkan lima hukuman. Satu yang paling berat, yakni menghukum Madura United melakukan laga terusir selama empat kali. 

Yaitu, laga yang tak boleh dilakukan di wilayah Madura selama empat kali pertandingan. Selama empat pertandingan tersebut pun suporter Laskar Sapeh Kerrap dilarang masuk ke dalam stadion.

Hukuman lainnya, diberikan kepada para ofisial dan satu pemain. Di antaranya berupa larangan masuk ke dalam stadion selama 10 laga Madura United dan denda Rp 50 juta yang dialamatkan kepada Direktur Pengelola Madura United, Zia Ul Haq Abdurrahim.

Zia dinyatakan bersalah setelah terbukti masuk ke dalam lapangan, dan menendang wasit dan asisten wasit. Ofisial lainnya, Umar Wachdim juga dihukum lima kali larangan masuk stadion selama Madura United bermain, dan denda Rp 25 juta. Umar dinyatakan terbukti bersalah lantaran masuk ke dalam lapangan, dan juga memukul wasit.

Madura United juga diharuskan membayar denda sebesar Rp 25 juta atas aksi pemukulan terhadap wasit yang dilakukan ofisial klub tak teridentifikasi. Namun Komdis PSSI memastikan ofisial yang tak teridentifikasi itu melakukan pemukulan terhadap wasit.

Hukuman terakhir diberikan kepada satu pemain Madura United, Ali Fachmi, yang dinyatakan bersalah setelah terbukti masuk ke dalam lapangan dan memukul wasit. Ali juga didenda uang senilai Rp 25 juta, dan dilarang lima kali masuk ke stadion saat Madura United melakukan pertandingan.

Bagi Madura United hukuman materil kiranya tak menjadi soal. Namun hukuman laga terusir yang bisa membuat kesebelasan dari Pulau Garam itu terancam dari konstelasi perebutan gelar juara Liga 1 musim ini. 

Madura kini ada di peringkat ke-5 dengan 54 angka. Hanya terpaut empat angka dari pamuncak klasemen sementara Bhayangkara FC yang kini punya modal 59 angka. 

Liga 1 musim ini hanya menyisakan empat kali laga sebelum pungkas pada pekan ke-34. Dari empat laga yang tersisa tersebut, Madura United masih menyisakan dua pertandingan di kandangnya sendiri. Yakni pada pekan ke-31 menjamu Bali United, Senin (23/10).

Laga kandang terakhir, pada pekan ke-33 menjamu Barito Putera FC pada Ahad (5/11) mendatang. Laga usiran dan tanpa suporter tentu akan membuat para pemain Madura United kehilang peran dari penggawa ke-12 yang selama ini menjadi motivator utama dan penyemangat para pemain.

Operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB), pun sudah menerima salinan keputusan dari Komdis PSSI. Presiden LIB Berlinton Siahaan dalam keterangan resminya, Jumat (20/10), memastikan laga pekan ke-31 antara Madura United dan Bhayangkara akan ditunda.

Penetapan jadwal baru akan dilakukan LIB dengan mempertimbangkan stadion pertandingan dan jadwal kompetisi, begitu bunyi surat resmi LIB kepada Madura United dan Bhayangkara FC. LIB menerangkan penundaan dan penjadwalan ulang  tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement