Sabtu 21 Oct 2017 19:44 WIB

Presiden MU: Manajemen Klub Sepakat Ajukan Banding

Rep: bambang noroyono/ Red: Budi Raharjo
Pesepak bola Madura United (MU) Fachrudin W Aryanto (kiri) bersama Dane Milovanovic (kanan) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Pusamania Borneo FC (PBFC) dalam lanjutan kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (13/10) malam. Pertandingan berakhir imbang 1-1.
Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Pesepak bola Madura United (MU) Fachrudin W Aryanto (kiri) bersama Dane Milovanovic (kanan) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Pusamania Borneo FC (PBFC) dalam lanjutan kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (13/10) malam. Pertandingan berakhir imbang 1-1.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Madura United menarik ungkapan akan menerima sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Presiden Laskar Sapeh Kerrap, Achsanul Qosasi mengungkapkan pada Sabtu (21/10), komunikasi mutakhir di manajamen klubnya menghendaki dilakukan upaya banding melawan keputusan tersebut.

"Saya sekarang juga, meminta manajer tim mengajukan banding. Sekarang juga," kata Achsanul lewat pesan singkatnya kepada Republika, Sabtu (21/10). Kata dia upaya banding terutama terkait dengan laga usiran empat kali dan tanpa penononton yang harus dijalani Madura United.

Pernyataan Achsanul kali ini, berbeda dengan yang dia sampaikan pada Jumat (20/10). Kepada Republika, usai Komdis PSSI mengeluarkan keputusan sanksi, Achsanul mengatakan manajamen di Pamekasan menerima dan akan menjalani ragam sanksi tersebut.

Meskipun dia menegaskan, sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI kali ini tak konsisten. Terutama soal sanksi denda yang dialamatkan kepada klub dan ofisial. Walaupun Komdis PSSI juga tidak disiplin dalam penentuan besaran sanksi, tapi kami (Madura United) tetap menerima, kata Achsanul lewat pesan singkatnya kepada Republika, pada Jumat (20/10).

Namun begitu, kata dia saat itu, Madura United mengakui telah melakukan kesalahan, pun tak akan melawan putusan pengadil di internal federasi itu ke Komite Banding PSSI. Akan tetapi, dia melanjutkan, komunikasi di internal manajemen klubnya pada Sabtu (21/10) menghendaki perlawanan. Saya sudah berbicara dengan manajemen agar dilakukan banding, sambung dia, Sabtu (21/10).

Achsanul menerangkan ada beberapa ragam alasan yang membuat manajemen mengambil upaya banding. Terutama terkait besaran denda yang tak konsisten. Dendanya ternyata menyulitkan kita, ujar dia. Kedua, soal laga usiran empat kali berturut-turut yang harus dilakoni Madura United di pekan-pekan terakhir Liga 1 2017.

Sanksi itu semakin berat bagi timnya dengan laga usiran dan tanpa penonton atau suporter kesebelasannya. Saya baru tahu sanksinya itu empat kali laga usiran. Saya pikir hanya dua kali, ujar dia. Sejumlah alasan tersebut, kata dia akan menjadi materi memori melawan itu yang akan Madura United ajukan ke Komite Banding, Sabtu (21/10).

Menengok sanksi yang diberikan Komdis PSSI kepada Madura United memang tampak berat. Itu karena hanya tersisa empat kali laga sebelum Liga 1 2017 pungkas pada pekan ke-34. Dalam sanksi yang dikeluarkan Komdis PSSI pada Jumat (20/10), federasi nasional menghukum Madura United dalam enam hukuman yang terpisah.

Hukuman terberat yakni melarang Madura United bermain di wilayahnya sendiri selama empat pertandingan berturut-turut. Sementara Liga 1, menyisikan empat pertandingan lagi. Madura United menyisakan dua laga kandang lagi sebelum Liga 1 pungkas. Yaitu menjamu Bhayangkara FC pada pekan ke-31, Senin (23/10), dan meladeni Barito Putera di pekan ke-33 pada Ahad (5/11) mendatang.

Jadwal menjamu Bhayangkara FC, sudah dipastikan akan ditunda. Itu setelah operator Liga Indonesia Baru (LIB) memberikan kesempatan bagi Madura United, mencari kandang pengganti di luar wilayahnya sendiri. Akan tetapi laga menjamu Barito tetap sesuai jadwal. Namun tetap mengharuskan tanding di luar wilayah Madura.

Laga usiran tersebut semakin memberatkan Madura United lantaran melarang hadirnya para suporter Laskar Sapeh Kerrap. Para suporter kesebelasan Pulau Garam itu dilarang menonton kesebelasannya selama hukuman berjalan. Tentu berat bagi penggawa Madura United bertanding tanpa sokongan pemain ke-12 sepanjang berlakunya sanksi.

Apalagi, Madura United kini ambil bagian dalam konstelasi perebutan gelar juara Liga 1 musim ini. Madura United masih punya peluang yang sama meraih juara dengan modal peringkat ke-5 dan mempunyai nilai klasemen sementara 54 angka. Posisi tersebut, cuma terpaut lima angka dari pamuncak klasemen sementara Bhayangkara FC yang punya 59 angka.

Selain menghukum Madura United dengan empat kali laga usiran dan tanpa penononton, Komdis PSSI juga menghukum kesebelasan tersebut atas prilaku tak sportif dan anarkistis para ofisial, pemain dan suporternya. Sanksi denda yang jika ditotal mencapai Rp 125 juta.

Selain denda, sedikitnya dua tim ofisial Madura United yang dilarang masuk stadion selama lima sampai 10 kali saat  Madura United bermain. Banyaknya sanksi yang diterima Madura United kali ini merupakan konsekuensi dari tingkah ulah para ofisial, pemain, dan suporter saat tim tersebut, menjamu Pusamania Borneo (PB) FC pada Jumat (13/10).

Pada laga pekan ke-29 antara kedua kesebelasan di stadion Ratu Pamelingan, Pamekasan ketika itu, para suporter, ofisial, dan beberapa pemain, nekad melakukan pelemparan dan pemukulan, juga aksi menendang yang dialamatkan kepada wasit dan asisten wasit. Laga ketika itu, berakhir dengan skor imbang 1-1.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement