Senin 23 Oct 2017 20:43 WIB

Klub Liga Indonesia Diminta Partisipasi dalam SOP Medis

Rep: Fitriyanto/ Red: Ratna Puspita
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda mendapatkan perawatan medis saat laga melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10). Choirul Huda meninggal dunia karena mengalami cedera usai berbenturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues pada laga tersebut.
Foto: Rahbani Syahputra/Antara
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda mendapatkan perawatan medis saat laga melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10). Choirul Huda meninggal dunia karena mengalami cedera usai berbenturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues pada laga tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keseharan Olahraga Nasional (PPITKON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Edi Nurinda Susila berharap klub sepakbola aktif berpartisipasi dalam acara sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SOP) medis. Acara itu rencananya digelar Kamis (26/10) pekan ini. 

“Hari ini, Senin (23/10), saya akan bertemu dengan Komisi Medis PSSI untuk meminta kepada mereka mendatangkan perwakilan klub, untuk mengikuti acara yang sosialisasi SOP terkait Medis,” ujar Edi saat dihubungi Republika, Senin. 

Menurut Edi, tragedi yang merenggut nyawa penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda harus menyadarkan semua pihak betapa pentingnya pengetahuan kebutuhan hidup dasar. Khususnya bagi para pelaku industri olahraga.

"Tentu kita berduka cita dengan kejadian yang menimpa Choirul Huda. Mari kita ambil hikmahnya. Mari sama-sama kita ambil pelajaran. Kita tingkatkan mutu tenaga medis baik saat pertandingan maupun yang dimiliki oleh klub-klub,” kata dia. 

Pengetahuan kebutuhan hidup dasar untuk pelaku industri olahraga akan dijabarkan pada sosialiasi SOP medis yang dihelat oleh Kemenpora, tiga hari mendatang. Selain itu, menurut dia, akan ada sejumlah paparan terkait penanganan terhadap atlet yang bersangkutan sesuai dengan SOP medis. 

"Jika memang nanti berlanjutnya ke sertifikasi tenaga medis dalam pertandingan olahraga maka akan kami buatkan. Tetapi tentu ini butuh waktu dan anggaran yang lebih besar,” kata dia. 

Edi menambahkan sarana olahraga haru memiliki tim medis yang dilengkapi peralatan tabung oksigen, alat pacu jantung portabel. Dengan demikian, ketika ada kejadian cedera bisa langsung menggunakan peralatan tersebut.

Kepala hubungan Relasi Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo menyambut positif rencana yang akan dilakukan oleh Kemenpora. Dia menambahkan sebenarnya PSSI selaku induk organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia telah sudah menerapkan standar untuk sebuah pertandingan. 

“Kami mengacu pada standardisasi Federasi Sepak bola Asia (AFC). Semua sudah kami sosialisasikan baik kepada pengelola liga maupun kepada klub sepakbola,” kata dia ketika dihubungi Republika, Senin (23/10). 

Dia menambahkan standar AFC tersebut menyeluruh, mulai dari standar keamanan saat pertandingan, standar untuk peliputan bagi media, serta standar tenaga medis. “Tapi tentu untuk implementasi semua tergantung dari tuan rumah penyelenggara pertandingan,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement